twitter


Ayah

Dimana….akan ku cari
Aku menangis seorang diri
Hatiku ingin slalu bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku….
Ayah dengarkanlah, aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi…..


“Dibalik Hujan selalu ada Pelangi Kecil yang tak sabar untuk keluar dari persembunyiannya. Seperti Aku yang selalu ingin menulis dibalik keraguan dan ketakutan untuk merahasiakannya pada dunia”.
Entah harus memulai dari mana tulisan yang kubuat ini, karena pada saat memulai menuliskan kata “ayah” seluruh memori tentang aku dengan ayah selama 20 tahun berkecambuk dipikiranku dan hampir tak sanggup ku bendung air mata.
Yah... inilah bulan suci Ramadhan pertamaku tanpa ayah tercinta. Saat bulan suci Ramadhan seperti ini, rasa haruku seperti berlomba – lomba dan berloncatan dari tubuh. Hah... Ya Allah.. aku rindu Ramadhan ku bersama ayah, dimana semuanya begitu indah dan spesial sekali.
Tahun pertama puasa tanpa ayah agak menyayatkan hati. Ada yang hilang, sahur pun terasa kurang. Ya, kurang satu orang. Sungguh sayu berbuka hanya di temani ibu dan abang tanpa ayah di sisi. Terbayang-bayang lagi ayah duduk disitu sewaktu berbuka puasa dulu. Semua itu masih segar dalam fikiranku...