twitter


A.    TUNAGRAHITA
Anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan mental-emosional, yaitu anak tunagrahita,tunadaksa dan tunalaras.
1.      Karakteristik Tunagrahita
Karakteristik anak tunagrahita, yang lebih spesifik berdasarkan berat ringannya kelainan dapat dikemukakan sebagai berikut:
A.              Mampudidik
Mampudidik merupakan istilah pendidikan yang digunakan untuk mengelompokan tunagrahita ringan. Mampudidik memiliki kapasitas intelegensi antara 50-70 pada skala Binet maupun Weschler. Anak mampudidik kemampuan maksimalnya setara dengan anak usia 12 tahun atau kelas 6 sekolah dasar, apabila mendapat pelayanan dan bimbingan belajar yang sesuai maka anak mampudidik dapat lulus Sekolah dasar. Tunagrahita mampudidik umumnya tidak disertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris, sehingga kesan lahiriah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak normal sebaya, bahkan sering anak mampudidik dikenal dengan terbelakang mental 6 jam, hal ini dikarenakan anak terlihat terbelakang mental sewaktu mengiuti pelajaran akademik di sekolah saja, yang mana jam sekolah adalah 6 jam setiap hari.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semua orang tua pada umumnya sangat mengharapkan agar anaknya mempunyai pertumbuhan dan perkembangan seperti anak normal pada umumnya, tetapi tidak semua orang tua memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Ada beberapa orang tua yang “tidak beruntung”, anaknya tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara normal seperti pada anak normal lainnya. Misalnya anak memiliki kelainan mental emosional.
Anak berkelainan mental emosional memiliki klasifikasi diantaranya adalah tunagrahita dan tunalaras. Tunagrahita dan tunalaras termasuk kedalam kategori anak berkebutuhan khusus yang memerlukan penanganan-penanganan khusus untuk mengatasinya. Maka disini kita sebagai guru maupun orang tua yang telah mengetahui bahwa anaknya termasuk anak yang berkelainan mental emosional perlu memberikan layanan pendidikan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga anak mendapat perlakuan yang tepat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1.      Apakah bentuk layanan pendidikan yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita dan tunalaras ?
2.      Apa sajakah fasilitas yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita?



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan dari belajar bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghapal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Lebih jauh daripada itu, orientasi sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman untuk jangka panjang. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Proses pembelajaran harus bisa menciptakan suatu proses belajar yang dapat mengeksplorasi wawasan pengetahuan siswa dan dapat mengembangkan makna sehingga akan memberikan kesan yang mendalam terhadap apa yang telah dipelajarinya. Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran belajar melalui pengalaman atau biasa disebut experiential learning.
Model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa mengalami apa yang mereka pelajari. Melalui model  ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, juga tidak seperti teori behavior yang menghilangkan peran pengalaman subjektif dalam proses belajar. Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman.


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
2.      Rumusan Masalah
            Berangkat dari uraian singkat di atas, tim penyusun dapat merumuskan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1)      Pengertian Metode Jigsaw?
2)      Sejarah Metode Jigsaw?
3)      Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw?
4)      Faktor Penghambat Metode Jigsaw
3.      Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah amengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam.
4.      Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, acuan penulisan yang kami gunakan adalah bersumber dari buku dan  internet serta blog yang berkaitan dengan materi yang ditugaskan oleh Bapak  Suriansyah. tentang “Jigsaw”.


Ada tujuh langkah strategis yang dilakukan oleh guru agar ia dapat mendesain proses pembelajaran berjiwa pembentukan karakter melalui kegiatan membaca.
Persiapan awal: pemilihan bacaan
Guru perlu mempersiapkan pengajaran dengan memilih bacaan yang cocok, yaitu yang megandung persoalan moral. Bacaan ini bisa diambil dari kisah satra maupun bacaan lain yang sesuai, seperti berita.
Langkah 1
Menemukan persoalan dan intensitas moral
Guru perlu bertanya, apakah didalam teks tersebut terdapat persoalan moral dan bagaimana tingkat intensitas moralnya? Yang dimaksudkan dengan persoalan moral disini adalah apakah peristiwa dan kisah dalam bacaan tersebut terkait dengan keberadaan hidup umat manusia. Disini, persoalan moral lebih mengacu pada apakah martabat manusia dijunjung tinggi, dihargai dan dilindungi.
Sedangkan yang dimaksud dengan intensitas moral adalah seberapa besar dampak sebuah peristiwa tersebut bagi keberlangsungan hidup umat manusia.


Beberapa pendidik percaya bahwa sastra dapat menjadi sarana yang ampuh bagi pembentukan karakter. Weaver (1994), misalnya, mengatakan bahwa “karakter yang terdapat dalam sastra memiliki kekuatan potensial yang hampir sama dengan sosok manusia sungguhan dalam memengaruhi pembaca melalui pengalaman seorang pembaca ketika membaca.
Guru Bahasa Indonesia dan Sastra memiliki peranan penting dalam rangka pembentukan karakter peserta didik. Hal ini terjadi bukan karena sekedar kerena kemampuan berbahasa merupakan prasyarat sebuah pembelajaran yang berhasil, melainkan karena melalui bahasalah seorang individu mampu memahami, mengakuisisi dan pada akhirnya mengeksekusi pemahaman itu menjadi sebuah keyakinan ketika keyakinan itu tampil dalam wujud perilaku yang konsisten, berlandaskan motivasi yang benar dan diperjuangkan secara terus menerus.
Karena guru Bahasa Indonesia dan Sastra ini begitu penting, maka para guru perlu memahami dan merefleksikan bagaimana cara mereka mengajar para peserta didik agar mereka dapat mempelajari sastra secara efektif dan bermakna. Ketika membaca, seorang anak mempergunakan skema mental yang dimilikinya untuk memahami dan mengerti teks yang dibacanya. Semakin familiar teks itu, semakin mudah ia memahami, semakin tidak familiar, semakin sulit ia memahami isi teks tersebut. Proses pengolahan informasi ini juga menentukan kadar keberhasilan seorang anak dalam memecahkan persoalan maupun dalam membuat evaluasi atas sebuah teks.


1. Guru sebagai Komunikator.
Dilihat dari peran guru di dalam kelas, mereka berperan sebagai seorang komunikator, mengkomunikasikan materi pelajaran dalam bentuk verbal dan non-verbal. Pesan dalam bentuk verbal tersebut dirancang untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan, dan diterapkan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, media, dan dalam alokasi waktu yang sesuai dengan beban dan muatan materi.
Komunikasi materi pelajaran tidak terbatas di dalam kelas semata tetapi dirancang untuk luar kelas, berupa tugas yang terkontrol dan terukur, baik materi teoritis dan praktis, sehingga materi pelajaran yang disajikan lebih komunikatif. Di dalam kelas guru menjelaskan, siswa bertanya, menyimak, sebaliknya guru mendapatkan informasi dari para siswanya, dan menjawab pertanyaan siswa serta mencari solusi bersama-sama, kedua belah pihak (komunikator-komunikan) aktif, dan peran yang lebih dominan terletak pada siswa atau siswa yang lebih aktif. Pada akhir dari penyajian materi, guru melakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah dikomunikasikan.


BAB I
Pendahuluan
Peningkatan jumlah penduduk mambawa dampak yang sangat luas terhadap segala kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan tadi, manusia mengumpulkan berbagai cara dan alat yang kita kenal dengan “teknologi”, yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini menandakan adanya peningkatan SDM.
Perkembangan peningkatan kemajuan teknologi untuk melayani kebutuhan hidup merupakan salah satu ciri peningkatan SDM. Pengetahuan-ilmu-teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga sering kita sebut IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
Kemajuan IPTEK telah membawa peningkatan pemanfaatan SDA dan lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya kemajuan IPTEK elektronik-elektronik yang menghasilkan “Multimedia” yang meliputi radio, telepon, TV, faximile, dan internet. Kemajuan dalam bidang ini telah memperlancar dan mempercepat arus berita serta informasi secara global, sehingga batasan antar Negara seolah-olah tidak terlihat.



BAB. I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era globalisasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan manusia. Globalisasi ini menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia baik dalam kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya dll dan menjadikan manusia menuju perlombaan yang sengit untuk saling mengungguli dan menciptakan suatu kemajuan. Untuk itu manusia ditantang untuk menghadapi segala masalah dan tantangan dunia.
Oleh karena itu yang menjadi kunci adalah kualitas SDM. Menurut Mulyasa, jika Indonesia ingin berkiprah dal percaturan global, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah menata SDM, baik dari segi intelektualitas, emosional, spiritualitas, kreativitas, moral, maupun pertanggungjawabannya. Dan untuk inilah peran pendidik sangat dibutuhkan.
Seorang pendidik dalam perannya di era globalisasi ini tidak hanya terfokus dalam peningkatan kualitas SDM yang siap pakai, melainkan juga harus mempersiapkan SDM yang adaptif dan berpandangan masa depan. Untuk itu diperlukan seorang pendidik sebagai pendidik yang professional.
Seorang pendidik yang professional harus menguasai beberapa kompetensi dasar yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Dan dalam makalah ini akan dipaparkan tentang kompetensi professional guru yang harus dimiliki oleh seorang guru professional


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A.   Pengertian Teknologi Pendidikan
Menurut AECT, Teknologi pendidikan diartikan sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar (manusia) melalui penelusuran, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis seluruh sumber-sumber belajar dan melalui pengelolaan seluruh proses ini.
Teknologi pendidikan bermakna suatu proses yang terintegrasi, yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah-masalah pendidikan dan cara-cara pemecahannya, mencobakan model-model pemecahan, mengadakan penilaian, dan mengelolanya. Dalam pemecahan masalah-masalah kependidikan, semua sumber belajar yang dirancang, dipilih dan digunakan untuk menciptakan kegiatan belajar. Sumber-sumber tersebut dinyatakan sebagai pesan, orang, material, peralatan, metode, dan lingkungan atau situasi.
B.   Teknologi Pendidikan Sebagai Sebuah Konsep
Konsep pendidikan sendiri mempunyai arti yang luas, ia merupakan keseluruhan proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan berbagai bentuk prilaku lain yang mempunyai dapat terbentuk prilaku tertentu dalam kondisi tertentu, maka proses itu disebut pembelajaran/instruksional. Berdasarkan perkembangan paradigma (kerangka berpikir) para ahli dapat dirumuskan gagasan dasar atau falsafah teknologi pendidikan yaitu agar setiap pribadi dapat berkembang secara maksimal dengan jalan memanfaatkan segala macam nilai positif terhadap lingkungan tempat hidupnya. Proses itu sengaja dikelola agar sumber belajar yang ada maupun yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga tercapai efisiensi serta keselarasan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungannnya.


A.  Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.


Kehilangan seorang ayah bagi anak perempuan, tak akan pernah habis kata untuk menjelaskannya. Kalau saja bisa memutar waktu, ingin rasanya menghabiskan hari dan tahun sebanyak mungkin lagi dengan ayah..walaupun dulu rasanya sudah cukup banyak waktu dihabiskan bersamanya, kemana-mana bersama, tetap saja akan selalu kurang, terlebih ketika sekarang beliau sudah tak ada di sisi. Laki-laki yang sewaktu kita kecil merengek2 minta mainan di tengah malam tetapi dengan sabarnya menenangkan kita diantara lelahnya beliau bekerja. Laki-laki yang dalam marahnya pun semata-mata karena ingin anak perempuannya tumbuh menjadi perempuan sholehah. Laki-laki yang ketika kita marah, beliau hanya tersenyum, bahkan membalas dengan kasih dan sayangnya yang membuat kita malu telah marah padanya. Laki-laki yang paling pertama tidak terima jika anak perempuannya disakiti oleh pria yang mengaku-ngaku sayang tapi malah membuat sang anak berderai air mata.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dunia pengajaran dan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan pendidikan, terutama bagi anak didik. Sebab, melalui pengajaran dan pembelajaran itulah, proses pendidikan berlangsung. Karena itu, dunia pendidikan menjadi signifikan untuk dicermati dan diperhatikan. Salah satunya adalah dengan memahami tentang berbagai media pengajaran dan pembelajaran yang digunakan dalam proses memberikan materi pengajaran kepada peserta didik.
Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai bahan dan materi pelajaran, serta mengefektifkan dan mengefisienkan anak didik dalam memahami materi dan bahan pelajaran tersebut. Dengan adanya media pembelajaran, anak didik dapat belajar dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Biasanya, anak didik dapat dengan mudah menangkap materi pelajaran bila pembelajaran yang diselenggarakan tersebut menyenangkan.
Umumnya media pembelajaran itu dikemas dengan cara yang menarik. Sedangkan penyajiannya disampaikan secara menarik dan disesuaikan dengan karakteristik anak didik. Sehingga anak didik akan dengan mudah mencerna pelajaran tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan efektif dan efisien.


PENDAHULUAN
Pengertian dan hakikat IPS sebagai program pendidikan merupakan Kajian IPS yang didapat dari berbagai sumber dan pengalaman hidup sebagai makhluk sosial yang mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup bersama dalam kelompok, dalam unit ini Anda akan mempelajari hakekat IPS sebagai program pendidikan yang pada pembahasannya menerapkan pendidikan antardisiplin ilmu sosial yang mengintegrasikan berbagai konsep ilmu sosial. Dari unit ini Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.       Mampu menjelaskan pengertian dari disiplin ilmu sosial (IPS).
b.      Mampu menjelaskan tujuan pendidikan IPS.
c.       Mampu menjelaskan ruang lingkup IPS sebagai program pendidikan. 


Teduhnya sore ini hampir menampakkan kemuning senjanya,,
mengaburkan lamunan yang sesekali menciptakan kebisuan,,
ada segurat bayangan tua dibenakku,
mengintaiku seolah ingin menghancurkan puing-puing lamunan itu,,
sebuah bayangan klise tersenyum dengan kerut di pipinya,,
0h Tuhan,,
senyum itu adalah senyum yang dulu biasa ku lihat setiap saat,,
senyum yang slalu bisa ku miliki,,
dan senyum dari seseorang yang selalu mampu buat hati ini bergetar..
ayah,,
aku tau,, kau datang untuk menjengukku...
Memastikan keadaanqu..
Meskipun hadirmu hanya dalam bentuk klise,,
tapi aqu tetap merasa kau nyata...


Pi yang sering kita kenal dengan lambang π merupakan suatu konstanta penting dalam dunia matematika. Nilai dari Pi ditemukan dikarenakan adanya suatu fenomena matematis dimana setiap pengukuran keliling lingkaran pasti memiliki perbandingan yang tetap dengan diameternya.








Banyak orang yang sering menulis π dengan sebutan Phi, hal ini adalah salah dikarenakan Phi yang memiliki lambang φ merupakan suatu golden ratio dimana memiliki arti bahwa apabila
(a + b)/a = a/b = φ
Hal ini tidak berhubungan dengan π yang merupakan suatu perbandingan antara keliling lingkaran dengan diamaterny, sehingga untuk hal ini dapat kita tuliskan bahwa π :
Ï€ = K / D
dengan nilai 3,14159265358 atau biasanya untuk memudahkan dilakukan pendekatan π = 22/7
sehingga bisa dengan mudah kita tebak bahwa, apabila keliling lingkaran adalah 22 maka diameter lingkaran ≈ 7
nilai π juga bisa dianggap sebagai perbandingan antara luas lingkaran dengan kuadrat jari-jari lingkaran sehingga persamaan ini bisa kita tulis dengan persamaan :
Ï€ = L / r2
Dengan mengetahui persamaan diatas, maka kita dapat menggunakan nilai Pi untuk menghitung luas dan keliling suatu lingkaran
Rumus Keliling lingkaran dapat dituliskan sebagai berikut :
K = π D
sedangkan rumus Luas lingkaran dapat dituliskan sebagai berikut :
L = π r2


Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang saat ini sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda.  
Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Visualisasi dari proses matematisasi ini digambarkan sebagai berikut.


1. Struktur Program Bimbingan di SD
Struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif antara lain:
a.       Layanan dasar bimbingan.
b.      Layanan responsif.
c.       Sistem perencanaan individual.
d.      Pendukung sistem.

a.      Layanan Dasar Bimbingan
Tujuannya adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan ketrampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal – hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku efektif.
Fungsi layanan ini lebih bersifat pengembangang karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Apakah keluarga  sekarang ini termasuk  keluarga yang sakinah,atau bahkan keluarga yang rusak? Itu yang menjadi pertanyaan kita bersama, tingginya nilai perceraian dalam rumah tangga,kekerasan-kekerasan  dalam keluarga , terjadinya poligami dimana-mana, mengapa demikian?mungkin salah satu factor penyebabnya adalah menurunya keimanan dalam diri seseorang, rasa yang selalu kurang dan tidak menerima,tidak bersyukur terhadap apa yang diberikan oleh allah.
Ini menjadi tugas setiap individu, bagaimanasih membentuk dan menciptakan keluarga yang sakinah,mawadah, dan warohmah.Dalam artikel ini kami akan membahas tentang bagaimana keluarga dalam ajaran islam yang sesungguhnya, serta pembentukan keluarga yang sakinah.
1.2      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu keluarga dalam Islam?
2.      bagaimana proses perbaikan keluarga dalam islam?
3.      Bagaimana membentuk keluarga yang sakinah?
4.      bagaimana penyelesaian masalah pernikahan dan jalan keluar dalam Al-Qur’an?
1.3.    TUJUAN
1.      Memaparkan konsep keluarga dalam islam
2.      memaparkan proses perbaikan  keluarga dalam islam
3.      memaparkan pembentukan keluarga sakinah
4.      memaparkan permasalahan pernikahan dan jalan keluar dalam Al-Quran


A.       TEORI PEMBELAJARAN PIAGET
Menurut Piaget (dalam Hudoyo, 1988:45), anak SD berumur sekitar 6/712 tahun berada pada periode operasi konkret. Periode ini disebut operasi konkret sebab berpikir logiknya didasarkan pada manipulasi fisik objek objek konkret. Anak yang masih berada pada periode ini untuk berpikir abstrak masih membutuhkan bantuan memanipulasi obyek obyek konkret atau pengalamanpengalaman yang langsung dialaminya.
Dalam belajar, menurut Piaget, struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman lama yang dimiliki anak didik untuk mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan pada tahap operasi konkret adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda –benda konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep konsep matematika.


Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Bila tidak, maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi di kelas: 
Sebelum Menyampaikan Materi :
1.      Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap.
2.      Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat difotokopi atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus kepada siswa.
3.      Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap soal tersebu. memo ini dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya.



A.
    Pendahuluan
Negara adalah sebutan bagi sebuah wilayah yang didiami oleh segolongan manusia yang berlaku sebagai masyarakat wilayah tersebut, yang mana tunduk pada pemerintahannya sebagai ikatan politis antara mereka. Bila dikaitkan dengan Islam sebagai pasangan kata-kata negara, maka ketiga unsur pokok suatu negara yaitu; Teritorial wilayah, rakyat, dan ikatan politis belum cukup, nilai ke-Islaman juga perlu dimasukkan sebagai dimensi moral yang juga menjadi naungan unsur-unsur pokok negara tersebut. Inilah yang membedakannya dibandingkan negara-negara ‘biasa’ lainnya. Lalu, bagaimana kedudukan Islam dalam memobilisasi sebuah negara? Karena dimensi moral berbeda dimensi dengan dimensi fisik.

Mendirikan suatu negara Islam adalah suatu cita-cita bagi setiap muslim , namun bergantung sepenuhnya pada masyarakat-nya sendiri . Negara Islam belum bisa terbentuk selama rakyatnya yang muslim belum sepenuhnya berpegang pada Al-Qur'an dan As-Sunnah , sebagai dasar dari ke-iman-an dan ke-Islam-an. Beberapa pemikir islam, ajaran Islam tidak menyetujui penyekatan antara agama dan politik. islam ingin meaksanakan politik selaras dengan tuntunan yang teah diberikan agama dan menggunakan negara sebagai sarana melayani Allah. Islam menggunakan kekuatan poitik yang mereformasi masyarakat dan tidak membiarkan masyarakat melorot ke dalam “tempat terakhir yang paling buruk”. Ha ini menunjukkan bahwa reformasi yang dikehendaki Islam tidak dapat dilaksanakan melaui khutbah-khutbah saja. Kekuatan politik juga penting untuk mencapainya. Inilah cara pendekatan Islam, dan konskuensi logis dari cara ini adalah bahwa negara harus dibentuk berdasarkan pola-pola  Islam. Inilah ketentuan keimanan Islam dan tidak dapat diabaikan begitu saja.



Tatkala tawa dan canda belum usai
Diantara cita-cita yang belum tercapai
Dan lembar-lembar kasih sayang masih terurai
Dikau berpulang kehariban Ilahi

Berbekal kekuatan cinta pada Ilahi Robby
Menjadi perisai kekuatan jiwa dan raga kami
Tulus ikhlas merelakan kepergianmu
Walau jiwa raga berselimut duka lara


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menghadapi era kesejagatan (globalisasi) dan tantangan dunia pekerjaan yang semakin kompetitif, mengarahkan murid sedini mungkin mengenal karir, merupakan upaya strategis dalam mempersiapkan generasi yang tangguh. Alasan mengapa bimbingan karir di SD perlu dilaksanakan, diulas dalam makalah ini karena ada pihak-pihak yang masih meragukan bahwa bimbingn karir terlalu dini untuk diberikan di SD. Tujuan bimbingan karir di SD lebih difokuskan untuk memberikan kesadaran karir kepada para murid.
Tahapan dan karakteristik perkembangan karir bagi murid SD memberikan wawasn kepada kita sebagai calon guru, bahwa dalam tahapan perkembangan anak ada titik rawan yang dapat diintervensi secara efektif. Teknik bimbingan karir di SD dapat divariasikan dari yang terpadu, penyampaian paket bimbingan karir, melalui observasi, melalui media bacaan dan elektronik, serta mengundang nara sumber yang relevan dengan tingkat perkembangan anak.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Bimbingan Karir
2.      Pentingnya Bimbingan Karir
3.      Tujuan Bimbingan Karir di SD
4.      Tahapan dan Karakteristik Perkembangan Karir Murid SD
5.      Teknik Bimbingan Karir bagi Murid SD
6.      Materi Bimbingan Karir di SD
C.  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Bimbingan Karir
2.      Mengetahui Pentingnya Bimbingan Karir
3.      Mengetahui Tujuan Bimbingan Karir di SD
4.      Mengetahui Tahapan dan Karakteristik Perkembangan Karir Murid SD
5.      Mengetahui Teknik Bimbingan Karir bagi Murid SD
6.      Mengetahui Materi Bimbingan Karir di SD