1. Struktur Program Bimbingan di SD
Struktur
program bimbingan perkembangan yang komprehensif antara lain:
a. Layanan
dasar bimbingan.
b. Layanan
responsif.
c. Sistem
perencanaan individual.
d. Pendukung
sistem.
a.
Layanan
Dasar Bimbingan
Tujuannya
adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan ketrampilan dasar untuk
kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan.
Isi layanan dasar bimbingan adalah hal – hal umum yang perlu dikembangkan bagi
seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid
mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku efektif.
Fungsi
layanan ini lebih bersifat pengembangang karena merupakan upaya menyiapkan isi
bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.
Contoh
materi program bimbingan perkembangan di SD mencakup :
1. Self
– estem.
2. Motivasi
berprestasi.
3. Ketrampilan
pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan.
4. Ketrampilan
pemecahan masalah.
5. Keefektifan
dalam hubungan antar pribadi.
6. Ketrampilan
berkomunikasi.
7. Keefektifan
dalam memahami lintas budaya.
8. Perilaku
yang bertanggung jawab.
b.
Layanan
Responsif
Tujuannya
adalah mengintervasi masalah – masalah atau kepedulian pribadi siswa yang
muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial –
pribadi, karir / masalah pengembangan pendidikan.
Isi
layanan ini adalah hal – hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek
yang terjadi dan dirasakan saat ini yang perlu mendapat intervensi bimbingan
konseling.
Topik
yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an :
1. Kesuksesan
akademik.
2. Masalah
bunuh diri pada kalangan remaja dan anak.
3. Kenakalan
anak.
4. Masalah
putus sekolah.
5. Penyalahgunaan
obat.
6. Kehamilan
pada usia sekolah.
Topik
– topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti :
1. Kehadiran.
2. Sikap
dan perilaku terhadap sekolah.
3. Hubungan
dengan teman sebaya.
Sedangkan
topik – topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah :
1. Ketidakmampuan
menentukan karir.
2. Pilihan
lanjutan sekolah.
3. Masalah
keluarga meliputi kematian dan perceraian.
Layanan
responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan
intervensi kepada siswa agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu.
Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang tidak memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Prioritas
pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Teknik pemberian
layanan individual atau kelompok kecil misal konsultasi guru dan orang tua,
membuat program rujukan untuk program pengawasan kemajuan siswa dan lain –
lain. Bidang bimbingan yang kental berbobot layanan responsif meliputi
bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan konseling.
c. Sistem Perencanaan Individual
Tujuannya
adalah merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir dan
pengembangan sosial oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual adalah hal
yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami perkembangan dirinya.
Melalui
sistem perencanaan individual siswa dapat :
1. Mempersiapkan
pendidikan, karir dan tujuan sosial pribadi.
2. Merumuskan
rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
3. Menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya.
4. Mengukur
tingkat pencapaian tujuan dirinya.
5. Mengambil
keputusan.
Guru
hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan
mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan
pendidikan dan karir.
Konselor
melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orang tua dalam memberikan
informasi pendidikan dan karir serta prosedur dimana guru memberi rekomendasi
penempatan.
d. Pendukung Sistem (System
Support)
Layanan
dan kegiatan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa
mencakup :
1. Konsultasi
dengan guru – guru.
2. Dukungan
bagi program pendidikan orang tua dan masyarakat.
3. Partisipasi
dalam kegiatan sekolah.
4. Implementasi
dan program standarisasi instrument tes.
5. Memberikan
masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran.
6. Materi
program dalam manajemen antara lain
7. Pengembangan
dan manajemen program bimbingan.
8. Pengembangan
staf bimbingan.
9. Pemanfaatan
sumber daya masyarakat.
2. Pengembangan Program Bimbingan
Tugas
pokok guru di SD dalam melaksanakan bimbingan adalah : menyususn program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan analisis hasil pelaksanaan bimbingan
dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya (keputusan Menpan Nomor 93, 1995). Penyusunan program
bimbingan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan konseling dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan
karier.
a.
Pengumpulan
Data Siswa
Salah
satu tujuan dari keseluruhan program bimbingan di SD adalah identifikasi awal
tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serta
kondisi sosial ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya
dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru.
b.
Layanan
Orientasi dan Pemberian Informasi
Layanan
orientasi dan pemberian informasi pada awal memasuki sekolah merupakan kegiatan
yang strategis. Dalam kegiatan ini murid diperkenalkan dengan guru – guru,
kelas, tempat belajar, ruangan perpustakaan, ruang UKS, WC, dan fasilitas
sekolah lainnya, tata tertib sekolah cara belajar dan cara bergaul. Mengingat
anak SD masih kecil maka orang tua dilibatkan dalam kegiatan orientasi dan
pemberian informasi, agar orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa
yang lebih bisa dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang
tua agar lebih memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan
anaknya di sekolah.
c.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangkan di SD mencakup : layanan
penempatan dan penyaluran bagi kelas 1, penempatan dan penyaluran dalam
kegiatan ekstra kurikuler serta penempatan dalam kelas unggulan.
1. Layanan
penempatan dan penyaluran bagi kelas 1
Pengalaman
prasekolah mempengaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Kemampuan
murid kelas 1 sangat beragam.Ada murid yang telah menguasai kemampuan
dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum. Dalam peraturan TK
belum boleh mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung namun dalam kenyataan
banyak anak TK yang telah mengenalnya, termasuk orang tua murid dirumah. Andai
kata ketika masuk kelas satu diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan
mambaca, menulis dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk
keperluan penempatan, bukan untuk menerima atau menolak calon murid. Hasil
seleksi dapat dimanfaatkan untuk pengelompokan dalam kelas berdasarkan
kemampuan, ada kelas unggul, kelas menengah dan kelas asor (model SD Gentra
Masekdas).
Hasil
seleksi dapat dimanfaatkan untuk penempatan tempat duduk. Anak yang belum
menguasai kemampuan dasar calisting disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya
mudah dibantu guru atau juga bisa anak yang belum menguasai kemampuan dasar
calisting duduk sebangku dengan murid yang sudah menguasai sehingga dapat
berperan sebagai tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini
dapat diterapkan dalam kelas – kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok
belajar tambahan.
2. Layanan
Penempatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
SD
bermutu biasanya memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa
bingung dalam menentukan pilihannya. Guru SDdiharapkan memiliki
pemahaman tentang minat bakat siswa, sehingga dapat menempatkan siswa dalam
ekstrakurikuler yang cocok.
3. Layanan
Penempatan Dan Penyaluran Dalam Kelas Unggulan
Siswa
pilihan untuk siswa kelas unggulan adalah siswa kelas IV, sebab siswa kelas IV
dapat berpikir rasional. Cara mendapatkan siswa unggulan adalah dengan memilih
siswa yang memenuhi persyaratan.
3.
Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM
Layanan
bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Pelaksanaan bimbingan di
SD tetap memerlukan dukungan manajerial yang memadai. Aspek – aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di SD antara lain
:
a.
Aspek
Program
Program
bimbingan biasa menyangkut bimbingan belajar, pribadi, dan sosial serta
bimbingan karir. Isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan
secara relevan dengan konsep dan kebutuhan yang dihadapi siswa dalam
perkembangannya.
b.
Aspek
Ketenagaan
Guru SD perlu
memiliki pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai untuk melaksanakan
layanan bimbingan, sebab guru SD dipandang sebagai personel yang paling mungkin
melaksanakan layanan bimbingan.
c.
Aspek
Prosedur/ Teknik
Pengembangan
iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif baik yang
menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta
perkembangan karier sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di SD.
d.
Daya
Dukung Lingkungan
Guru
bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan
manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu factor penting
dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan di SD.
4. Organisasi Dan Administrasi
Bimbingan Di SD
1) Organisasi
Pemerintah
memiliki rencana untuk mengangkat guru pembimbing sesuai dengan PP 38 tentang
Tenaga Pendidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang guru pembimbing.
Beberapa sekolah swasta telah mengangkat guru pembimbing namun masih purna
waktu.
2) Uraian
Tugas Personil
1. Kepala
sekolah
Sebagai
penanggung jawab kegiatan pendidikan dan melakukan supervise terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan.
2. Guru
kelas/ Guru pembimbing
a) Merencanakan
program bimbingan, termasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah
b) Melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
c) Melaksanakan
kegiatan layanan bimbingan dengan mengintregasikan pada mata pelajaran masing –
masing
d) Menilai
proses dan hasil layanan bimbingan
e) Menganalisa
hasil penelitian layanan bimbingan
f) Melaksanakan
tindak lanjut/ alih tangan berdasarkan hasil penilaian
g) Membantu
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
3. Guru
mata pelajaran
a) Melaksanakan
bimbingan melalui PBM sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
b) Berkonsultasi
dengan guru kelas (guru pembimbing dalam hal masalah – masalah yang berkaitan
dengan bimbingan).
c) Bekerja
sama dengan guru kelas/ guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/
terpadu.
3) Pengawasan
Fungsi
pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD di tingkat nasional kepengawasan
berada di Direktorat Pendidikan Dasar. Di tingkat wilayah kepengawasan berada
di seksi Pendidikan Dasar. Di tingkat kecamatan kepengawasan berada di penilik
TK/ SD.
4) Sarana
dan Prasarana
Sarana
yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1) Alat
pengumpul data
a. Format
b. Angket
c. Pedoman
observasi
d. Catatan
harian
e. Pedoman
wawancara
f. Kartu
konsultasi
2) Alat
penyimpan data
a. Kartu
pribadi
b. Map
c. Buku
pribadi
3) Perlengkapan
Teknis
a. Buku
pedoman/ petunjuk
b. Buku
informasi
c. Paket
bimbingan
4) Perlengkapan
administrasi
a. Blanko surat
b. Agenda surat
c. Alat
– alat tulis
Prasarana
penunjang layanan bimbingan adalah :
a. Ruang
bimbingan
b. Dalam
kondisi ideal ruang bimbingan terdiri dari ruang tamu, ruang konsultasi, ruang
diskusi, ruang dokumentasi, dan sebagainya.
5) Anggaran
biaya
Anggaran
biaya diperlukan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan seperti biaya surat menyurat,
transportasi, penataran, dan sebagainya.
6) Kerjasama
a. Kerjasama
dengan pihak di dalam sekolah
b. Kerjasama
antara guru kelas dan guru mata pelajaran lainnya serta tenaga administrasi
pendidikan.
c. Kerjasama
dengan pihak di luar sekolah
Antara
lain : ortu murid, BP3, organisasi profesi, puskesmas, psikolog, dan
sebagainya.