twitter


Ada tiga sosok orang tua yang kita kenal; orang yang melahirkan dan mengasuh kita (Wali/Orangtua) orang yang mendidik dan mengajarkan ilmu pada kita (Guru), dan orangtua dari pasangan hidup kita (Mertua).
Semua orang tua ingin masa depan anaknya memiliki masa depan yang cerah, semua orang tua tidak menginginkan putra-putrinya tidak berpendidikan, dan orang tua dalam keadaan apapun berusaha semampu mungkin untuk menyekolahkan putra-putrinya setinggi-tingginya, agar kelak kehidupannya lebih baik daripada dirinya. Harapan ini harus di tangkap oleh dunia pendidikan salah satunya adalah sekolah, sebagai sebuah amanah yang mulia.

Semua sependapat sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu melahirkan lulusan-lulusan yang mumpuni, bukanlah sekolah yang gedungnya bertingkat ataupun di pimpin Kepala Sekolah yang memiliki gelar akademik fantastis. Maka untuk melahirkan lulusan-lulusan yang mumpuni di butuhkan guru-guru yang bermutu, karena guru adalah garda terdepan pencetak generasi unggulan, bukan laboratoriumnya yang canggih, bukan pula fasilitas sekolahnya yang mewah, dan juga bukan gedung-gedung sekolahnya yang megah. Di tangan guru inilah generasi bangsa masa depan di bekali ilmu dan wawasan. Status sebuah sekolah sebagai sekolah yang favorite, Internasional, lulus manajemen mutu, atau sekolah dengan label-label Agama, namun jika muridnya sering terlibat tawuran misalnya, berkeliaran karena pengajarnya absen, status-status “kebanggaan” tersebut hanyalah sekedar status belaka, pertanda ada yang salah dalam penanganan pendidikan di sekolah tersebut.
Unsur terpenting dalam dunia pendidikan adalah guru, oleh karena itu niat baik pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan program sertifikasi yang telah berjalan beberapa periode. Selain untuk meningkatkan profesionalitas tersebut, ada hal yang tidak kalah pentingnya yaitu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Para guru yang telah mendapatkan sertifikat profesi guru seharusnya semakin lebih semangat dalam pembelajaran dikelas maupun dalam mempersiapkan materi pelajaran, bukan malah kinerja mereka menurun. kenapa hal ini bisa terjadi? bukankah maksud dan tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan. namun ternyata bagi sebagian oknum guru, yang menjadi prioritas utama dalam mengejar sertifikat adalah untuk kesejahteraan.
Mengejar sertifikat untuk kesejahteraan adalah sah-sah saja, asalkan di sertai dengan meningkatnya profesionalitas. Karena sertifikasi adalah apresiasi dari pemerintah untuk kaum guru, yang dulunya memang kurang mendapat perhatian layak dari pemerintah seperti dalam lirik lagu Iwan fals yang berjudulUmar Bakri; Umar Bakri Umar Bakri, Empat puluh tahun mengabdi, Jadi guru jujur berbakti memang makan hati, Umar Bakri Umar Bakri Banyak ciptakan menteri, Umar Bakri Profesor dokter insinyurpun jadi (Bikin otak orang seperti otak Habibie) Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri Seperti dikebiri.
Tokoh pendidikan Anies Baswedan pernah mengatakan, Jika kita memperhatikan kualitas, distribusi dan kesejahteraan guru, kita telah menyelesaikan sebagian masalah pendidikan di Indonesia. Dalam Managemen Pendidikan, guru merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan. Proses pendidikan tidak akan berhasil dengan baik tanpa peran guru. Secara institusional, kemajuan suatu lembaga pendidikan (sekolah) lebih di tentukan oleh pimpinan lembaga tersebut daripada pihak lain. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran, guru berperan paling menentukan melebihi methode atau materi. Urgensi guru dalam dalam proses pembelajaran ini terlukis dalam ungkapan bahasa Arab “ Al-thariqah ahammu min al-maddah walakinna al-mudarris ahammu min al-thariqah”  artinya metode lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih penting daripada metode.
Begitu pentingnya peran guru dalam pendidikan, menjadi begitu besar potensi guru dalam memajukan dan meningkatkan pendidikan, atau sebaliknya bisa juga menghancurkannya. Guru sebagai manusia biasa juga harus di pandang sebagai manusia seutuhnya, di bebannya tugas yang begitu berat di bebankan, maka sudah seharusnya harus di dukung oleh semua stake holder pendidikan termasuk wali murid, orang tua adalah pendidik yang penting, sehingga orang tua ini perlu dijangkau oleh sistem pendidikan. dahulu orang tua diundang datang ke sekolah biasanya untuk sumbangan, murid menunggak pembayaran atau karena anaknya nakal di sekolah, padahal sudah waktunya diundang untuk bicara bersama-sama mengenai pendidikan.
Namun di zaman sekarang sulit menemukan Umar Bakri yang di ceritakan oleh Iwan fals dalam lagunya sebagai seorang guru yang melaju berangkat mengajar mengendarai sepeda kumbang. Di parkiran sekolah  kini, kendaraan dari motor keluaran terbaru hingga mobil-mobil layaknya showroom berjajar milik para guru, ini adalah potret “kesejahteraan” guru yang tidak bisa di bantah, guru zaman sekarang sepertinya tidak menjadikan profesi guru sebagai satu-satunya profesi, di luar itu para guru juga tidak sedikit memiliki pekerjaan lain (other job) bukan sebagai pekerjaan sampingan (side job). Sehingga para guru yang seperti ini sepertinya lebih cocok jika di katakan guru tipe Aburizal Bakrie (Pengusaha, salah satu konglomerat di Indonesia dan Mentri). Dan pendapatan yang di peroleh di luar profesi guru itu sah-sah saja, yang penting transparan dan tidak melanggar kode etik guru. Wallahu a’lam.

Sumber : http://widiyanto.com/

0 komentar:

Posting Komentar