BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Selama pendidikan masih
ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan akan selalu muncul
dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan
memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai dari hal-hal yang bersifat
fundamental-filsafiah sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-operasional.
Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana
upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu
dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal, baik dalam bidang
akademis, sosio-personal, maupun vokasional.
Proses pembelajaran adalah
sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah
informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ter-“internalisasi”
dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan
berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah
munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri.
Sebuah proses
pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek
psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif.
B.Permasalahan
Lesson Study merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara
kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.Oleh karena itu,saya
mengangkat permasalahan bagaimana menerapkan lesson study dalam proses belajar
mengajar.
C.Tujuan
Dengan menerapkan
Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu
alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini
dipandang kurang efektif.
Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama
praktik pembelajaran di Indonesia
pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik
komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung
menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada
bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan
hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi
bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah
kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran
yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang
tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal
ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia
menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa
untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang
terbentuk ter-“internalisasi” dalam diri peserta
pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.
Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya
kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri.
Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3
aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif.
Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak
harus terdapat 4 tahapan, yaitu :
- Tahap berbagi dan mengolah informasi,
kegiatan dikelas, laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam
aktifitas untuk berbagi dan mengolah informasi.
- Tahap internalisasi, aktifitas dalam
bentuk PR, tugas, paper, diskusi, tutorial, adalah bagian dari tahap
internalisasi.
- Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan
survey adalah bagian dari proses balikan.
- Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasar pada test ataupun
tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan secara peer review ataupun dengan survey
terbatas.
Seharusnya
implementasi proses pembelajaran di perguruan tinggi senantiasa dievaluasi
untuk memenuhi aspek-aspek diatas.
B. Lesson Study
Merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif
dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk :
(1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa
belajar dan guru mengajar.
(2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru
lainnya dalam melaksanakan pembelajaran.
(3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri
kolaboratif.
(4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat
menimba pengetahuan dari guru lainnya.
C.Hakekat Lesson Study
Konsep dan praktik Lesson
Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang,
yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo.
Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu
jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study
tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika
Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis
yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak
tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan
untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran
siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada
awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat
ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan
pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan,
dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi
merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management,
yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus,
berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong
terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara
konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual
maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson
Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada
prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar.
Dalam tulisannya yang
lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari
Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap
beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
- Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para
guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu
jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang:
pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual
siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang
menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
- Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap
penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat
sulit untuk dipelajari siswa.
- Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson
Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa,
misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar,
bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan
tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan
dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi
hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya
dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
pengawas sekolah.
- Observasi pembelajaran secara
langsung. Observasi
langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk
menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa
tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan
video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung.
Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses
pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang
detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman
bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
D.Tahap-Tahapan
Lesson Study
- Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study
ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson
Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act
(PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan
dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
Untuk lebih jelasnya,
dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act
(PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam
penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap
perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan
siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya,
sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan
solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik
pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang
kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan
sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan
pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson
Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah,
atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
- Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun bersama.
- Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting
yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan
adanya program Lesson Study.
- Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak
diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu
konsentrasi guru maupun siswa.
- Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi
siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya,
dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya
dan disusun bersama-sama.
- Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung
dan bukan untuk mengevalusi guru.
- Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera
atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih
lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses
pembelajaran.
- Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi
siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan,
terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar
siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar
siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga
merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta
lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya
mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang
telah disusun.
Selanjutnya, semua
pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan).
Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi
seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki
catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat
diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual,
maupun menajerial.
Pada tataran
individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat
diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi
para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk
mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran
manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson
Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang
berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya
secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan
hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson
Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami
oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala
sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
- Lesson Study merupakan salah satu
model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
- Tujuan Lesson Study adalah : (1) memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2)
memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya
dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis,
dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
- Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a) tujuan
bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c) studi
tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara
langsung
- Lesson study memberikan banyak
manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan
kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari
anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan
hasil akhir dari Lesson Study
- Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilakukan dalam dua
tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (a) Lesson Study
berbasis MGMP.
- Lesson Study dilaksanakan
berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan
perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi
(check); dan (d) tindak lanjut (act).
- SARAN
Saran
yang dapat saya berikan mengingat makalah ini membahas tentang proses
pembelajaran dan lesson study,ialah (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil
tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan
pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri
kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru
dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief
Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project.
online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson
Study Have a Future in the United
States?. Online:
http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online:
http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah).
Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. Online:
http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study