BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makhluk hidup memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam persebaran tumbuhan dan hewan di dunia.
Bumi
adalah satu-satunya planet yang diketahui saat ini yang dapat mendukung
kehidupan, dan fitur alamnya adalah subyek dari banyak bidang penelitian
ilmiah. Di Tata Surya,
planet ini merupakan planet ketiga terdekat dari Matahari,
merupakan planet terestrial
terbesar dan planet terbesar kelima secara keseluruhan.
Efek manusia terhadap
alam besar dan tidak proporsional. Karena besarnya pengaruh manusia,
batas-batas antara apa yang manusia anggap sebagai alam dan "lingkungan
buatan" tidak jelas kecuali pada hal-hal ekstrim. Bahkan pada hal-hal
ekstrim, jumlah lingkungan alam yang bebas dari pengaruh manusia yang terlihat
saat ini semakin berkurang dengan semakin cepat.
Pada makalah ini, kami
akan membahas masalah metamorfosis, populasi dan alat indera serta
contoh-contohnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud metamorfosis?
2.
Hewan
apa saja yang mengalami metamorfosis?
3.
Apakah
yang dimaksud populasi
4.
Faktor
apa saja yang menentukan populasi?
5.
Apa
saja bagian-bagian alat indera?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian metamorfosis.
2.
Mengetahui
contoh hewan yang mengalami metamorfosis.
3.
Mengetahui
pengertian populasi.
4.
Mengetahui
faktor –faktor yang menentukan populasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
METAMORFOSIS
1. Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah
suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau
struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat
pertumbuhan sel dan
differensiasi sel yang secara radikal berbeda.Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi
tidak selalu) disertai perubahan habitat atau kelakuan.
2.
Metamorfosis
Serangga
Metamorfosis
biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang
melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa. Ada dua
macam metamorfosis utama pada serangga, hemimetabola dan holometabola.
Metamorfosis
tidak sempurna pada belalang :
Fase spesies
yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi pada
metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang
disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa berlangsung pada
fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabola juga dikenal
dengan metamorfosis tidak sempurna.
Pada
holometabola, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan
holometabola melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang
disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa (imago). Holometabola
juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di dalam pupa,
serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva,
menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi
dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut
histolisis, dan pertumbuhan sel
lagi disebut histogenesis.
Lama serangga
menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada
spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada
fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya
hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan
metamorfosis tidak sempurna.
3.
Metamorfosis
Amfibi
Pada awalnya,
katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah
10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu.berudu
hidup di air Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu
untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh
kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian
membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai
berbentuk, ingsang tak berfungsi lagi ekornya menjadi pendek serta bernapas
dengan paru-paru.maka bentuk dari muka akan lebih jelas Setelah pertumbuhan
anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan
kembali berkembang biak.
Ada beberapa
hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander
tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan
hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak
spesies kodok tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong
bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa
yang belum benar-benar matang, kadang-kadang masih memiliki ekor yang dalam
beberapa hari kemudian diserap kembali.
B.
POPULASI
1.
Pengertian
Populasi
Populasi
adalah sekelompok individu yang tergolong dalam satu spesies yang hidup pada
daerah yang sama dalam waktu yang sama. (Burnie, David. 2005)
2.
Faktor
yang Menentukan Populasi
Pertama
adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal.
Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal
yang membatasi pertumbuhan.
Faktor-faktor
yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa,
persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan
penyakit.
Faktor-faktor
yang merubah populasi biasanya
perubahan ini disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan
beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu
spesies tanaman atau hewan.
Perubahan ukuran dalam populasi disebut dinamika populasi. Dinamika
populasi secara umum terjadi karena imigrasi, emigrasi dan predasi.
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain
atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme;
didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini
akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah
peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga
populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan
meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan
jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan
tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila
ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana
alam, dan wabah hama
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa
C.
ALAT
INDERA
1.
INDERA
PENGLIHAT (MATA)
Kita
memiliki sepasang mata yang berbentuk seperti bola. Bola mata bergaris tengah
lebih kurang dua setengah sentimeter. Mata terdiri atas bagian-bagian yang
berperan penting dalam proses penglihatan. Selain itu, mata disertai
bagian-bagian yang melindungi mata.
a.
Bagian-bagian
Mata
Bagian-bagian
yang melindungi mata adalah alis mata,
kelopak mata, dan bulu mata. Alis
mata merupakan rambut (bulu) yang terletak di atas mata. Alis mata berguna
untuk melindungi mata dari keringat yang mengalir dari dahi. Kelopak mata terdiri dari kelopak atas
dan kelopak bawah. Kelopak mata berguna untuk melindungi mata dari benda-benda
asing, misalnya debu, asap dan keringat. Bulu
mata merupakan rambut yang terletak di kelopak mata. Bulu mata juga berguna
melindungi matadari benda asing.
Mata
juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata. Kelenjar air mata
menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk membasahi kornea mataagar tidak
kering. Air mata juga berfungsi sebagai pelumas agar mata mudah digerakkan.
Kelenjar air mata mengeluarkan air mata pada saat kita mengedipkan mata. Otot
mata berguna untuk menggerakkan bola mata sehingga dapat bergerak ke kanan-kiri
dan ke atas-bawah.
Bagian-bagian
mata yang erat hubungannya dengan fungsi penglihatan, yaitu kornea, iris, lensa, badan bening, retina
dan saraf mata.
1) Selaput
Bening (kornea)
Selaput
bening atau kornea memiliki fungsi utama yaitu meneruskan cahaya yang masuk ke
mata. Cahaya tersebut diteruskan ke bagian mata yang lebih dalam dan berakhir
pada selaput jala atau retina. Sifat selaput bening yaitu tidak
berwarna (bening) dan tidak mempunyai pembuluh darah. Korne merupakan bagian mata
yang bisa disumbangkan untuk menyembuhkan orang dari kebutaan.
2) Selaput
pelangi (iris)
Selaput
pelangi terletak di tengah-tengah bola mata, di belakang selaput bening
(kornea). Selaput bening merupakan suatu jaringan yang kaya dengan pembuluh
darah. Warna selaput pelangi memberikan warna pada mata.Warna selaput pelangi
ini sangat dipengaruhi oleh jenis ras atau bangsa. Di tengah selaput pelangi
terdapat celah disebut anak mata atau
pupil.Anak mata atau pupil berfungsi
untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata sehingga sesuai dengan
kebutuhan. Jika cahaya terlalu banyak, pupil akan mengecil. Jika cahaya terlalu
sedikit, pupil akan membesar. Fungsi anak mata, atau pupil sama dengan fungsi
diafragma pada alat potret (kamera).
3) Lensa
Lensa
terletak di tengah-tengah bola mata, di belakang anak mata (pupil) dan selaput
pelangi. Fungsi utama lensa adalah memfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk
ke mata agar jatuh tepat pada retina (selaput jala). Dengan demikian, mata
dapat melihat dengan jelas. Lensa mata memiliki kemampuan untuk mencembung dan
memipih untuk menfokuskan jatuhnya cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah
kecembungannya disebut daya akomodasi.
Bila mengamati benda yang letaknya dekat, maka mata berakomodasi dengan kuat.
Akibatny, lensa mata menjadi cembung, dan bayangan dapat jatuh tepat di retina.
Bila mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi.
Akibatnya lensa mata berbentuk pipih. Pada usia 50 tahun, daya akomodasi lensa
mata mulai menurun.
4) Badan
Bening
Badan
bening terletak di belakang lensa. Fungsi badan bening ialah untuk meneruskan
cahaya yang telah melalui lensa. Cahaya itu selanjutnya disampaikan ke selaput
jala mata.
5) Selaput
Jala (retina)
Selaput
jala mata merupakan selaput yang terletak paing belakang. Selaput jala menerima
cahaya yang diteruskan oleh bagian-bagian mata didepannya. Pada selaput jala
terdapat ujung-ujung saraf mata.
6) Saraf
Mata
Saraf
mata berfungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya yang telah diterima.
Rangsangan cahaya tersebut diteruskan ke susunan saraf pusat yang berada di
otak. Dengan demikian kita dapat melihat suatu benda.
b.
Cara
Kerja Mata
Mata
bekrja saat menerima cahaya. Tanpa cahaya, mata tidak dapat menjalankan
fungsinya. Cahaya memasuki mata melalui pupil. Lensa mata mengarahkan cahaya
sehingga bayangan benda jatuh pada retina.
Kemudian, ujung-ujung saraf penerima yang ada di retina menyampaikan
bayangan benda itu ke otak. Setelah diproses di otak, kita dapat melihat benda
itu.
c.
Dampak
Kekuatan Cahaya terhadap Kesehatan Mata
Mata
memiliki bagian yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata sesuai dengan
kebutuhan. Jika terlalu sering melakukan kerja yang berat maka lama kelamaan
fungsi bagian mata itu akan terganggu. Berikut ini kebiasaan-kebiasaan kurang
baik yang harus dihindari :
1) Jangan
membaca di tempat yang terlalu redup (remang-remang) atau terlalu silau.
2) Pada
waktu membaca, jagalah jarak antara buku dan mata lebih kurang 30 cm.
3) Jangan
membiasakan membaca buku sambil berbaring.
4) Hindarilah
mata dari kotoran seperti debu, atau benda lain yang mengganggu.
5) Periksalah
ke dokter atau rumah sakit jika mata terasa sakit atau penglihatan terganggu.
d.
Kepekaan
Mata terhadap Rangsang
Kemampuan
mata setiap orang untuk melihat dapat berbeda. Hal itu disebabkan oleh
perbedaan kepekaan. Ada yang tahan dengan cahaya yang banyak, ada yang tidak
tahan. Ada yang dapat melihat dalam suasana redup, ada yang tidak dapat.
Demikian
pula, kemampuan bagian-bagian mata dapat berbeda. Ada orang yang lensa matanya
dapat berakomodasi dengan baik, ada juga yang tidak. Akibatnya, ada orang yang
dapat melihat benda yang letaknya jauh dengan jelas, ada juga yang tidak.
Apabila daya akomodasi mata buruk, seseorang dapat mengalami cacat mata miop,
presbiop, atau hipermetrop.
2.
INDERA
PENDENGAR (TELINGA)
Telinga
terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
a.
Bagian-Bagian
Telinga
1) Telinga
Luar
Telinga
luar merupakan bagian telinga yang berguna sebagai penangkap getaran suara.
Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga
luar.
2) Telinga
Tengah
Telinga
tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang telinga, tulang-tulang
pendengaran, dan saluran Eustachius. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari
tulang martil, landasan dan sanggurdi. Tulang martil berhubungan dengan gendang
telinga. Tulang landasan berhubungan dengan tulang martil. Tulang sanggurdi
berhubungan dengan tulang landasan. Tulang-tulang tersebut menghubungkan
gendang telinga dengn tingkap jorong yang ada di telinga dalam. Jika ada bunyi,
gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran akan bergetar. Saluran Eustachius
merupakan saluran yang menghubungkan ruang telinga dan rongga faring (di
mulut).
3) Telinga
Dalam
Telinga
dalam terdiri dari tingkap jorong dan rumah siput (koklea). Rumah siput
merupakan saluran yang berlekuk-lekuk. Di dalam rumah siput terdapat cairan
limfa. Cairan tersebut bergetar bila ada bunyi. Getaran cairan tersebut
merangsang ujung-ujung saraf yang terhubung daengan saraf pendengan yang menuju
ke otak.
b.
Cara
Kerja Telinga
Daun
telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran
bunyi tersebut kemudaian masuk ke dalam lubang telinga. Bila getaran bunyi
mencapai gendang telinga, maka gendang telinga itu bergetar. Getaran gendang
telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap joraong dan
rumah siput ikut bergetar. Demikian pula, cairan limfa di dalam rumah siput.
Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung syaraf
menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak dengan demikian, kita mendengar
bunyi. Getaran bunyi yang terlalu keras dapat menyobek gendang telinga. Jika
gendang telinga sobek, maka pendegaran dapat terganggu.
c.
Kepekaan
Telinga terhadap Rangsang
Kemampuan
setiap orang mendengar bunyi tidak sama. Bahkan kemampuan telinga kanan berbeda
dengan telinga kiri. Pada telinga terdapat alat keseimbangan tubuh, jika
telinga saki, maka keseimbangan kita juga terganggu.
3.
INDERA
PENGECAP (LIDAH)
a.
Bagian-bagian
Lidah
Lidah
merupakan indera pengecap (perasa). Permukaan lidah kasar karena penuh
bintil-bintil. Bintil-bintil itu disebut papila.
Lidah merupakan otot tebal. Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa dan
permukaan lidah berlapiskan selaput yang berlendir.
b.
Cara
Kerja Lidah
Makanan
atau minuman yang masuk kedalam mulut memberi rangsangan ke ujung-ujung saraf
pengecap. Rangsangan dari makanan tersebut kemudian diteruskan ke otak. Dengan
demikian kita dapat mengecap (merasakan) makana atau minuman itu. Selain
sebagai indera pengecap (perasa), lidah juga berfungsi sebagai alat bicara atau
pengatur letak makanan. Perpaduan gerakan lidah, bibir, dan gigi menghasilkan
berbagai bunyi. Lidah mengatur letak makanan pada saat sedang dikunyah. Setelah
itu, lidah akan mendorong makanan masuk ke kerongkongan.
c.
Kepekaan
Lidah terhadap Rangsang.
Lidah
mempunyai bagian-bagian yang peka terhadap rasa tertentu. Bagian ujung lidah
peka terhadap rasa manis. Bagian ujung lidah sampai pangkal ke samping peka
terhadap rasa asin. Bgian tepi lidah peka terhadap rasa asam. Bagian pangkal
lidah peka terhadap rasa pahit.
4.
INDERA
PEMBAU (HIDUNG)
a.
Bagian-bagian
Hidung
Bagian
hidung yang sangat sensitif terhadap bau terdapat pada bagian atas rongga
hidung. Hidung juga merupakan pintu masuk udara pernapasan kedalam tubuh. Di
dalam rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring udara yang kita hirup.
b.
Cara
Kerja Hidung
Bau
menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf penciuman
yang terdapat di hidung. Rangsangan bau tersebut diteruskan ke otak sehingga
kita dapat mencium bau.
c.
Kepekaan
Hidung terhadap Rangsang
Ketidak
mampuan indera pembau untuk mencium bau dinamakan anosmia. Anosmia diakibatkan
oleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Terjadinya
penyumbatan rongga hidung, misalnya akibat pilek dan polip (tumor di rongga
hidung)
2) Gangguan
pada urat saraf indera pembau.
5.
INDERA
PERABA (KULIT)
a.
Bagian-bagian
Kulit
Kulit
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan
luar dan lapisan dalam. Lapisan
luar disebut epidermis. Lapisan dalam
disebut dermis. Lapisan luar tersusun atas dua lapisa, yaitu kulit ari dan lapisan malpighi. Kulit ari tersusun atas sel-sel mati yang selalu
mengelupas dan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Kulit ari berfungsi
mencegah masuknya bakteri dan menguapnya air dari tubuh. Lapisan malpighi
tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan malpighi
mati dan kemudian menggantikan sel kulit ari yang mengelupas. Lapisan dalam
tersusun dari jaringan lemak, kelenjar
keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, dan saraf penerima rangsang yang disebut reseptor.
b.
Cara
Kerja Kulit
Sentuhan
yang kita lakukan pada benda menghasilkan rangsang. Rangsangan itu diterima
oleh reseptor kulit. Kemudian rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak.
Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Makhluk hidup seperti manusia dan
tumbuhan sangat berperan penting dalam keseimbangan ekosistem.
Alat indera pada manusia terbagi
menjadi lima bagian, yaitu mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai
indera penciuman, telinga sebagai indera pendengaran, lidah sebagai indera
perasa, dan kulit sebagai indera peraba.
Bagian
dari koordinasi lain adalah sistem indera. Setiap organisme memiliki alat
indera pada tubuhnya. Indera adalah bagian dari tubuh yang mampu menerima
rangsangan tertentu. Fungsi alat- alat adalah menerima berbagai rangsangan dari
lingkungan di sekitarnya, kepekaan masing- masing indera tergantung dari
masing- masing organisme
B.
Saran
Alat indera kita merupakan aset yang
penting bagi tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar
tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Manusia diberi kelebihan berupa akal
sebagai pembeda bagi makhluk-makhluk lain hendaknya memperhatikan lingkungan
dan selalu berusaha menjaga keseimbangan ekosistem.
DAFTAR
PUSTAKA
Burnie,
David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi.
Jakarta:Erlangga
Haryanto. 2000. Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta: Erlangga
Fandy Jayanto, pengertian
individu, populasi, dan komunitas. [online].
Tersedia : http://www.slideshare.net/fandyfama/tugas-biologi-pengeritan-individu-populasi
dan-komunitas [22 Sept 2013]
Joshua Bonasuhul.
Populasi. [Online]. Tersedia: