BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periodesasi
perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam
periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin
memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkemabangan
baik secara Biologis, Didaktis, serta Psikologis. Yang mana hal itu masih belum
di ketahui oleh banyak orang di karenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman
mengenai hal tersebut. Diharapkan dengan disajikannya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan terhadap periodesasi perkembangan.
B. Rumusan Masalah
1. Periodesasi
Biologis
2. Periodesasi
Sosial
3. Periodesasi
Psikologis
4. Periodesasi
Didaktis / Peadagogis
5. Aspek-aspek
perkembngan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui Periodesasi Biologis
2. Untuk
mengetahui Periodesasi Sosial
3. Untuk
mengetahui Periodesasi Psikologis
4. Untuk
mengetahui Periodesasi Didaktis / Peadegogis
5. Untuk
mengetahui Aspek-aspek perkembngan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Periodesasi Pekembangan
Periodisasi
berasal dari bahasa Indonesia yang artinya lingkaran waktu.(Kamus Umum Bahasa
Indonesia:740). Yang di maksud dengan Periodesasi yaitu pembagian seluruh
masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu. Sedangkan
peskembangan adalah menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang
menuju kedepan dan tidak di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi
peruban-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.
Jadi yang dimaksud periodisasi perkembangan adalah suatu tahapan perkembangan
dari masa pranatal sampai masa dewasa akhir.
B. Periodesasi
Biologis
Yang
dimaksud periodesasi berdasarkan biologis adalah para ahli kejiwaan mendasarkan
pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut
dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap
perkembangan kejiwaan seorang anak.
Pembagian
masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, berdasarkan gejala
berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat lain, periodesasi yang
disusun berdasarkan proses biologis tertentu.
Berdasarkan surah Al-Mu’Minun ayat
12-14:
Artinya : “Dan Sesungguhnya kami
Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.” (Q.S. Al-Mu’Minun : 12-14)
Para ahli
kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan
biologis anak. Dalam hal ini ada beberapa ahli dengan masing-masing pendapat
mereka sebagai berikut:
1. Menurut Aristoteles
la membagi
masa perkembangan seseorang menjadi 3 periode, yakni sebagai berikut:
a) Umur 0 -7
tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri dengan
pergantian gigi.
b) Umur 7-14
tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari tumbuhnya
gigi. Periodesasi perkembangan baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi.
c) Umur 14 -21
tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan antara
kanakkanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya kelenjar
kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.
2. Menurut Maria Montessori
Dalam
menentukan periodesasi perkembangan, Maria Montessori mendasarkan atas
kebutuhan vital seseorang, yang menurutnya ditandai dengan usaha menyibukkan
diri pada hal-hal tertentu. Menurut Motessori, perkembangan seseorang dapat
dibagi menjadi:
a) Umur 0 -7
tahun, adalah periode penangkapan dan pengenalan dunia luar melalui alat panca
indera.
b) Umur 7-12
tahun, adalah periode abstrak, di mana anak mulai mampu menilai perbuatan
manusia atas dasar konsepsi baik dan buruk, atau dengan kata lain ia telah mampu
mengabstraksikan nilainilai kehidupan.
c) Umur 12 -18
tahun, adalah periode penemuan diri dan kepekaan mass social, saat seorang anak
telah menyadari keberadaannya di tengah masyarakat.
d) Umur 18
tahun ke atas, adalah periode pendidikan tinggi, saat seseorang telah matang
memasuki alam kehidupan sebagai orang dewasa.
3. Menurut Charlotte Buhler
Dalam hal
periodesasi perkembangan, Buhler mendasarkannya pada kecenderungan seseorang
untuk mengenal dan menonjolkan diri dalam hubungan dengan dunia luar. Selengkapnya,
Buhler membagi periode perkembangan sebagai berikut:
a) Umur 0 -1
tahun, saat seorang anak mulai menampakkan dirinya untuk diakui oleh dunia
luar. Fase ini antara lain ditandai:
1. Anak
bersikap reseptif; artinya bersedia menerima perangsang dari dunia luar.
2. Tetapi pada
saat yang lain ia merasa asing dari dunia luar.
b) Umur 1- 4
tahun, saat seorang anak mulai memperluas hubungannya dengan dunia. luar. Fase
ini ditandai oleh:
1. Adanya
semangat bermain pada anak-anak.
2. Terjadinya
pertumbuhan badan lebih lanjut.
3. Terjadinya
perkembangan kemauan yang semakin jelas.
4. Terjadinya
krisis pertama, mass degil, mass menentang.
c) Umur 4 - 8
tahun, saat seorang anak secara intensif mulai menjalin hubungan pribadi dengan
lingkungan social. Antara lain, fase ini ditandai dengan:
1. Peralihan
dari semangat bermain ke semangat bekerja.
2. Seorang anak
telah dapat bersikap obyektiE
3. Pada diri
anak mulai tumbuh rasa tanggung jawab.
d) Umur 8 - 13
tahun, saat seorang anak tengah memuncak minatnya untuk mengenal dunia obyektif
dan kesadaran mengenal "aku" nya. Ciriciri mass ini, antara lain
ialah:
1. Terjadinya
pertumbuhan badan yang subur.
2. Krisis
terhadap diri sendiri, seperti kacau perasaannya.
3. Terjadinya
krisis kedua, yang sering disebut mass pancaroba, mass strum and drunk
e) Umur 13 -19
tahun, saat seorang anak mencapai kematangan dan kesadaran penuh akan
keberadaan dirinya di tengah masyarakat. Fase ini, antara lain ditandai oleh:
1. Kesadaran
diri anak semakin kokoh.
2. Saat
terbentuknya pandangan dan tujuan hidup seseorang.
C. Periodesasi
sosial
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan
objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan
sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai
individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai
atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan
lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau
percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada
lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku
yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti
luhur, dan lain-lain.
D. Periodesasi
Didaktis / peadegogis
Maksudnya
adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan
cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu.Yang dimaksud tinjauan
ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak
didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang
paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa
tersebut. Adapun hadist yang menyetakan tentang didaktis adalah:
“Didiklah anakmu. Sebab engkau
bertanggung jawab atasnya: apa yang telah engkau didikkan kepadanya? Apa
yang telah engkau ajarkan kepadanya? Ia akan bertanggung jawab untuk berbakti
dan taat kepadamu.” (Hadist Riwayat Ibnu Umar r.a)
Jelasnya
periodesasi didaktis disusun dalam kaftan dengan usaha pendidikan. Dalam hal
ini dapat dikemukakan rumusan sebagai berikut:
a)
Menurut Johann Amos Comenius
Berdasarkan tingkat sekolah yang
dimasuki kanak-kanak, bagi Comenius, periodesasi perkembangan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Periodesasi Perk: .hangar,
1.
Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal, sekolah ibu.
2.
Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, sekolah yang
memakai pengantar bahasa ibu.
3.
Umur 12-18 tahun, masa scola Latina, sekolah yang
memakai pengantar bahasa Latin.
4.
Umur 18-24 tahun, masa academia, saat seseorang
memasuki perguruan tinggi
b)
Menurut Jean Jacques Rousseau
Dengan
berpangkal pada tiga prinsip: perkembangan, aktifitas murid, dan
individualisasi, dalam konsep pendidikannya, Rousseau membagi masa perkembangan
sebagai beriut:
1.
Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
2.
Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera.
3.
Umur 12-20 tahun, masa pembentukan watak dan
pendidikan agama.
c)
Menurut Undang-undang pokok pendidikan
Jenjang
pendidikan di Indonesia menurut UndangUndang Pokok Perididikan No. 4 tahun
1950 pasal 6, adalah sebagai berikut:
1.
Pendidikan tingkat taman kanak-kanak
2.
Pendidikan tingkat sekolah dasar.
3.
Pendidikan tingkat sekolah menengah
4.
Pendidikan tingkat perguruan tinggi.
Dilihat dari
usia seseorang, maka pembagian tersebut menimbulkan rumusan periodesasi
perkembangan sebagai berikut:
1.
Umur 0 - 6 tahun, masa taman kanak-kanak
2.
Umur 6 - 12 tahun, masa sekolah dasar.
3.
Umur 12 - 18 tahun, masa sekolah menengah.
4.
Umur 18 - 24 tahun, masa perguruan tinggi.
Agaknya,
untuk kalangan Indonesia, walaupun periodesasi semacam ini berorientasi kepada
kepentingan didaktif atau pendidikan pada umumnya, tetapi bisa dipergunakan
dalam studi ilmu jiwa perkembangan. Oleh karena, tidak ada kepentingan lain
yang lebih utama, dari pada pemanfaatan ilmu jiwa perkembangan bagi
keberhasilan usaha pendidikan. Di samping, pembagian semacam ini mudah
ditangkap dan dipahami oleh masyarakat lugs, mengingat pangkal tolaknya cukup
dimaklumi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Periodesasi
Psikologis
Periodesasi
psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan
ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Para ahli membahas gejala
perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis,
mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau didaktis lagi. Sehingga
mengembalikan permasalahan kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Pembagian
semacam ini, antara lain ialah:
1. Menurut
Oswald Kroh
Dengan
menitikberatkan terjadinya kegoncangan psikis pada diri seseorang. Kroh
menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
a)
Umur 0 - 3 tahun, disebut masa trots (kegoncangan)
pertama, atau masa kanak-kanak awal.
b)
Umur 3 - 13 tahun, disebut masa trots kedua, yaitu
masa keserasian anak untuk memasuki sekolah.
c)
Umur 13 - akhir remaja, disebut masa trots ketiga,
atau masa kematangan seseorang.
2. Menurut J.
Havighurst
Berpangkal
dari analisis perubahan psikis seseorang, menurut Havighurst,• periodesasi
perkembangan dapat disusun sebagai berikut:
a)
Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early
childhood, masa bayi dan masa anak kecil.
b)
Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa
kanak-kanak, atau masa sekolah.
c)
Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa
remaja.
d) Umur 18 - 30
tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.
e)
Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa
setengah baya, masa dewasa lanjut.
f)
Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age,
yaitu masa lanjut usia, atau masa tua.
3. Menurut
Kohnstamm
Dengan
menitikberatkan terjadinya perubahan psikis pada seseorang, Khonstamm menyusun
periodesasi perkembangan sebagai berikut:
a) Umur 0 - 1
tahun, periode vital atau masa menyusu.
b) Umr 1- 6
tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
c) Umur 6 - 12
tahun, periode intelektual atau masa sekolah.
d) Umur 12 - 21
tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.
e) Umur 21
tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis
seseorang.
Dengan
memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas baik yang
ditinjau dari segi biologis, sosial didaktis / peadegogis, dan
psikologis, maka dalam makalah ini dibuat urut-urutan periode tersebut,
sebagai berikut :
a) Masa Intra
Uterin (masa dalam. kandungan)
b) Masa Bayi
c) Masa Anak
Kecil
d) Masa Anak
Sekolah
e) Masa Remaja
F. Aspek-aspek
perkembangan
1)
Aspek Fisik
Fisik
manusia adalah sistem organ yang kompels dan sangat mengagumkan.Semua organ ini
terbentuk dimulai dari periode pranatal.Proses perkembangan fisik ditandai
dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan,kaki,badan) yang makin
membesar,memanjang,melebar,atau makin tinggi.Selain itu perubahan internal
ditandai dengan makin matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin
kompels,sehingga mampu meningkatkan kapasitas hormon,kelenjar maupun
keterampilan motoriknya.
Dalam
pembahasan perkembangan fisik ini,Kuhlen dan Thompson (Hurlock,1956)
mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,yaitu:
a.
Sistem syaraf,yang sangat mempengaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi
b.
Otot-otot,yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik
c.
Kelenjar endokrin,yang menyebabkan munculnya pola-pola
tingkah laku baru,seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk
aktif dalam suatu kegiatan,yang sebagaian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
d.
Struktur fisik tinggi,berat,dan fisik/tubuh,yang
meliputi tinggi,berat,dan proporsi.
Otak adalah
salah satu aspek fisiologis yang sangat penting bagi kehidupan manusia,karena
itu otak sangat menentukan bagi perkembangan individu lainnya,baik itu
keterampilan motorik,intelektual,emosional,sosial,moral maupun
kepribadian.Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi
perkembangan aspek-aspek lainnya.Sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal
(karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung sakan menghambat
perkembangan aspek-aspek tersebut.
2)
Aspek Kognitif
Optimalisasi
perkembangan kognitif dipengaruhi oleh kematangan fisiologis,terutama pada bayi
maupun anak-anak.Seorang anak akan dapat melakukan koordinasi gerakan
tangan,kaki maupun kepala secara sadar,berkembang secara memadai.Artinya
kemampuan kognitif harus diiringi dengan kematangan fisiologis,sehingga
perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
3)
Perkembangan Emosi
Perkembangan
emosi adalah warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau prilaku
individu.Yang dimaksud warna afektif disini adalah perasaan-perasaan tertentu
yang dialami pada saat mengalami suatu situasi tertentu.
Ciri-ciri emosi adalah:
a.
Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis
lainnya,seperti pengamatan dan berfikir.
b.
Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
c.
Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan
panca indra.
Pengeleompokan emosi dikelompokan kedalam dua bagian:
d.
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari luar terhadap tubuh,seperti rasa
dingin,manis,sakit,lelah,kenyang dan lapar.
e.
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan
kejiwaan. Yang termasuk emosi ini adalah:PerasanIntelektual,perasaan,sosial,perasaan,susila,perasaan,keindahan,
perasaan ketuhanan.
4)
Perkembangan Bahasa
Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.Bahasa yaitu faktor
hakiki yang membedakan manusia dan hewan.Bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan berfikir individu,perkembangan individu terlihat dari perkembangan
bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian,menyusun pendapat,dan menarik
kesimpulan.Perkembangan pikiran dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun.Yaitu pada saat
anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata.Laju perkembangan itu sebagai
berikut:
1.
Usia 1,6 tahun,anak dapat menyusun pendapat
positif,seperrti: “bapak makan”.
2.
Usia 2,6 tahun,anak dapat menyusun pendapat negatif
(menyangkal) seperti: “bapak tidak makan”.
3.
Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat
seperti: kritikan,keragu-raguan,dan menarik kesimpulan analog seperti (anak
melihat ayahnya tidur karena sakit,pada waktu yang lain anak melihat ibunya
tidur,dia akan mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit).
5)
Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.Dapat dikatakan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok,moral,dan tradisi.Anak dilahirkan belum bersifat sosial,dia belum
memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.Untuk mencapai kematanagn
sosial,anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang
lain.Kesempatan ini diperoleh dari berbagai kesempatan bergaul dengan orang
dilingkungannya,baik orngtua,saudara,teman sebaya atau orang dewasa lainnya
Perkembangan
sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua
terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau
norma-norma sosial.Proses bimbingan orangtua ini lazim disebut sosialisasi.
Sosialisasi dari orangtua ini sangatlah penting bagi anak,karena dia masih
terlalu muda dan belum memiliki pengalamanuntuk membimbing perkembangannya
sendiri ke arah kematangan. J.Clausen (Ambron, 1981:221)
6)
Perkembangan Moral dan Keagamaan
Istilah
moral berasal dari kata lain “mos” (Moris),yang berarti adat
istiadat,kebiasaan,peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan.Sedangkan
moralitas adalah kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,nilai-nilai
atau prinsif moral.Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku
orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
kelompok sosialnya.Perkembangan moral seseorang banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Anak memperoleh nilai-nilai moral
dari lingkungannya,terutama dari orangtuanya.Dalam mengembangkan moral
anak,peranan orangtua sangatlah penting,terutama pada waktu anak masih kecil.
a.
Perkembanagn moral anak dapat berlangsung melalui
beberapa cara,sebagai berikut:
Pendidikan langsung: penanaman tentang tingkah laku yang benar dan salah,atau
baik dan buruk oleh orangtua,guru atau orang dewasa lainnya.
b.
Identifikasi: meniru penampilan atau meniru penampilan
atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti
orangtua,guru,kiai,artis,atau orang dewasa lainnya)
c.
Proses coba-coba: dengan cara mengembangkan tingkah
laku moral secara coba-coba.Tingkah laku yang mendatangkan pujian akan terus
dikembangkan.Sementara tingkahlaku yang mendatangkan hukuman akan dihentikan.
d.
Perkembangan Kesadaran Beragama
Manusian
dainugrahi fitrah untuk mengenal Alloh dan melakukan ajaran-Nya.Karena memiliki
fitrah in manusia dijuluki sebagai ‘Homo Devinans”,dan “Homo Religious”,yaitu
makhluk yang bertuhan atau beragama.Proses perkembangan anak beragama sangat
bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya.Hal ini sebagaimana yang
telah dinyatakan oelh Nabi Muhamad SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah,hanya karena orangtuanyalah,anak itu menjadi yahudi,nasrani,atau
majusi”.Hadis ini mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan (terutama orangtua)
sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan fitrah keberagamaan
anak.Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan
lingkungan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu
dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2009
Al-Jaraibah, Laila Binti
Abdurrahman, Dunia Dan Akherat, Surakarta: Dan An-Naba, 2004
Dariyo,
Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga tahun pertama (Psikologi
Atitama). Bandung
Hamdanah,Psikologi Perkembangan,2009, Malang
: SETARA Press
Poedarminta.
1976. Kamus Umum Bahasa indonesia.Jakarta: PN Balai Pustaka
Qur’an dan
Terjemahan, Bandung: Dipenegoro, 2004
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja. Bandung