BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Media adalah benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca ataupun dibicarakan beserta instrument yang dapat dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mempengaruhi
efektifitas program instruksional. Sedangkan metode adalah cara yang dianggap
efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran
tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam
proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Di dalam proses
belajar mengajar diperlukan suatu metode dan media yang sesuai dengan situasi
dan kondisi. Oleh karena itu, kita penulis ingin membahas metode dan media
pembelajaran IPS.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian media ?
2.
Apa fungsi media ?
3.
Sebutkan macam-macam media dalam pengajaran IPS !
4.
Apa saja teknik memilih media dalam pengajaran IPS ?
5.
Apa pengertian
metode mengajar ?
6.
Apa saja kriteria menentukan metode pembelajaran ?
7.
Sebutkan macam-macam
metode/pendekatan pembelajaran IPS !
C. Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian media.
2.
Menjelaskan fungsi media.
3.
Menyebutkan macam-macam
media dalam pengajaran IPS.
4.
Menjelaskan teknik memilih media dalam pengajaran IPS.
5.
Menjelaskan pengertian metode mengajar.
6.
Menjelaskan kriteria menentukan metode pembelajaran.
7.
Menyebutkan macam-macam metode/pendekatan pembelajaran IPS.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MEDIA
Secara harafiah kata
“media” berasal
dari bahasa Latin,
yang
merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Assosistion for Education and Communication
Technology (AECT) mendifinisikan
media adalah
segala
bentuk yang
dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Assiciation (NEA) mendefinisikan
media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang
dipergunakan dengan
baik dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga
dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst. (1983) mendefinisikan media sebagai berikut: “Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan seseorang sehingga dapat
mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”.
Dari tiga
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan
siswa,
sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya.
Penggunaan
media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan
dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
B.
FUNGSI
MEDIA
Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran adalah
sebagai penyaji stimulus informasi dan sikap, untuk meningkatkan keserasian
dalam penerimaan informasi dan untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta
memberikan umpan balik.
Menurut Basyaruddin Usman dan H.Asnawir
(2002;13-15), penggunaan memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut :
1.
Media dapat mengatasi
berbagai keterbatasan yang dimiliki siswa.
2. Media
dapat mengatasi ruang kelas.
3. Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antar siswa dan lingkungan.
4. Media
menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar ,konkrit dan realistis.
6. Media
dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru.
7. Media
dapat membangkitkan motivasi dan merangsang
siswa
untuk belajar.
8. Media
dapat memberikan pengalaman integral dari sesuatu yang konkrit sampai kepada sesuatu yang abstrak.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru
sebelum menggunakan media :
1.
Penggunaan media
hendaknya dipandang sebagai bagian yang terintegrasi dengan proses dan sistem
mengajar.
2. Media
pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dari pada data.
3. Dalam
penggunaan media guru hendaknya memahami benar hirarki dari pada jenis alat dan
keguanaannya.
C.
MACAM-MACAM MEDIA DALAM PENGAJARAN IPS
Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifikasi media
pengajaran antara lain ;
1.
Alat-alat visual yang
dapat di lihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, gambar,
ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.
2.
Alat-alat yang bersifat
auditif atau hanya dapat didengar, misal nya transkipsi, electris, radio,
rekaman pada tape recorder.
3.
Alat-alat yang dapat di
lihat dan di dengar, misal nya film, televisi, benda-benda tiga dimensi yang
biasa nya dipertunjukkan ( model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama)
4.
Dramatisasi, bermain
peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagai nya.
Disamping itu media pengajaran juga dapat digolongkan atas kategori-kategori:
1)
Berdasar kan atas
penggunaan nya, media pengajaran terdiri dari :
a.
Media yang tidak di
proyeksikan ( non-projected ) . Terdiri dari : papan tulis, gambar, peta,
globe, foto, model (mosck-up ), sketsa, diagram, grafik.
b. Media
yang di proyeksikan ( projected ). Terdiri dari: slide, film strip, Over head
projector (OHP, Micro Projection ).
2) Berdasar
kan atas gerak nya.media pengajaran terdiri dari:
a. Media
yang tidak bergerak (still). Terdiri dari: film strip, OHP, micro projector.
b. Media
yang bergerak (motion). Terdiri dari: film loop, TV, Video Tape, dan
sebagainya.
3) Berdasar
kan fungsi nya:
a. Visual
media untuk di lihat
b. Audio
media untuk di dengarkan
c. Gabungan
a dan b misal nya : film media
d. Print
Media
e. Display
Media seperti: papan tulis
f. Pengalaman
sebenarnya dan tiruan Misalnya : praktikum,permainan,dll.
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan di
kembangkan dalam pengajaran IPS antara lain:
1. Media
yang tidak di proyeksikan.
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor ( alat
proyeksi ) untuk melihat nya. Media yang tidak di proyeksikan ini dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam, bahan-bahan grafis, serta
model dan realita ( Mukminan. 2009 :91 )
2. Media
visual yang di proyeksikan.
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media
yang terdiri dari dua macam yaitu; media proyeksi yang bergerak dan media
proyeksi yang tidak bergerak.
3. Media.
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara
perekaman dan transmisi suara ( manusia dan suara lainnya ) untuk kepentingan
tujuan pembelajaran.
4. Sistem
Multimedia
System multimedia adalah kombinasi dari media dasar
audio visual dan visual yang di pergunakan untuk tujuan pembelajaran.
D.
TEKNIK
PEMILIHAN MEDIA DALAM PENGAJARAN IPS
John Jaromelik mengemukakan hal-hal yang hendak nya
di perhatikan oleh guru dalam menentukan pemilihan media, yaitu :
1. Tujuan
instruksional yang akan dicapai
2. Tingkat
usia dan kematangan anak
3. Kemampuan
baca anak
4. Tingkat
kesulitan dan jenis konsep pembelajaran, dan
5. Keadaan/latar
belakang pengetahuan dan pengalaman anak.
Sedangkan menurut A. Kosasih Djahiri dalam buku nya
“ Studi Sosial/IPS “ menambahkan lagi beberapa kriteria lain yaitu :
1. Keadaan
dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat
2. Keadaan
dan kemampuan guru dalam menggunakan media
3. Tingkat
kemanfaatan nya dari pada alat tersebut dalam membandingkan satu dengan
lainnya.) (A.kosasih Djahiri. 1978/1979:68 )
Menurut M.Basyiruddin Usman dan H. Asnawir (2002),
ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih media , antara lain:
tujuan pembelajaran yang ingin di capai, ketepatgunaan, kondisi siswa,
ketersediaan perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak (software ), mutu
teknis dan biaya.
Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatiakan dalam memilih media antara lain ;
1. Media
yang di pilih hendak nya selaras dan menunjang tujuan pembelajaranyang telah di
tetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus di perhatikan
dalam memilih media.
2. Aspek
materi, merupakan hal yang perlu di pertimbangkan dalam memilih media
3. Kondisi
siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang
kondisi siswa dalam memilih media
4. Ketersediaan
media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri media yang
akan di pergunakan, merupakan hal yang perlu di pertimbangkan oleh guru.
Seringkali guru menganggap bahwa suatu media sangat tepat digunakan untuk suatu
pokok bahasan/tema tertentu, tetapi di sekolah tersebut tidak di sediakan media
yang di perlukan
5. Media
yang dipiih hendak nya dapat menjelaskan apa yang akan di sampaikan kepada
siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang di tetapkan dapat tercapai secara
optimal
6. Biaya
yang di keluar kan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang
akan di capai.
E.
PENGERTIAN
METODE MENGAJAR
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti “jalan”. Dengan demikian
metode bersangkut paut dengan
pemilihan jalan, arah atau pola dalam berbuat sesuatu untuk mencapai sesuatu tujuan. Sedangkan
mengajar
dapat diartikan sebagai suatu proses membawa anak didik dari suatu tingkat kecakapan tertentu ke tingkat kecakapan yang menjadi tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut Winarno Surachmad (1976:76), menyatakan bahwa metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar (T. Raka Joni. 1980:1)
Dengan demikian metode mengajar
adalah metode yang dipergunakan oleh seorang pengajar untuk membawa
anak didiknya ke
tujuan pengajarannya (E. Kusmana. 1974:1).
Lebih
jelas lagi
ditegaskan oleh Winarno Surachmad (1961), bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan proses belajar mengajar, atau
bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Menurut Ida Badariyah Almatsir
ada beberapa
faktor
yang ikut
berperan dalam menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar.
1. Tujuan
pengajaran
2. Bahan
pengajaran
3. Siswa
yang belajar
4. Kemampuan
guru yang mengajar
5. Besarnya
jumlah siswa
6. Alokasi
waktu yang tersedia
7. Fasilitas
yang tersedia
8. Media
dan sumber
9. Situasi
pada suatu saat
10. Sistem
evaluasi
Begitu juga
Winarno
Surahmad (1990:97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Anak
didik
2. Tujuan
3. Situasi
4. Fasilitator
5. Guru
F.
KRITERIA MENENTUKAN METODE PEMBELAJARAN
Menurut Cheppy
HC (tt;80) ada
empat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan metode, antara lain:
1. Tujuan
Tujuan
merupakan landasan
utama
untuk menentukan metode sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
2. Kebutuhan dan minat anak
Sebagai guru harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak untuk menentukan rencana kegiatan pembelajaran.
3. Cara Penampilan Guru
Guru hendaknya memiliki keterampilan memilih metode, dan memiliki keberanian untuk mencoba berbagai metode sebagai variasi dalam mengajar.
Menurut Husein Akhmad,
dkk (1981;58) seorang
guru
IPS
dalam memilih metode hendaknya memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengajar (guru)
Seorang guru dalam memilih metode hendaknya mempertimbangkan: pengetahuan yang dikuasai,
pengalaman mengajar, dan personalitas yang dimiliki.
2. Siswa
Cara-cara yang
dipilih guru
hendaknya memperhitungkan lingkungan siswa dari mana ia berasal, tingkat intelektual dan latar belakang siswa, pengalaman praktik siswa serta lingkungan dan budaya siswa.
3. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan yang akan dicapai merupakan pedoman bagi guru dalam memilih bahan yang akan disajikan dan memikirkan metode apa yang paling efektif.
4. Materi/bahan
Materi itu mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, karenanya menuntut cara mengajar yang serasi dengan materi tersebut.
5. Waktu
Masalah waktu harus diperhatikan dalam memilih metode antara lain: waktu untuk persiapan, waktu yang tersedia untuk mengajar, waktu yang menunjukkan
saat mengajar apakah mengajar pagi hari, siang hari atau sore hari.
6. Fasilitas yang tersedia
Fasilitas yang tersedia akan menentukan seberapa jauh orang dapat leluasa dalam memilih metode pengajaran.
G.
MACAM-MACAM
METODE/PENDEKATAN
PEMBELAJARAN IPS
Anita Lie ( 2002 : 4 – 5 ) menyatakan bahwa guru
harus menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan beberapa
pokok pemikiran , antara lain :
1.
Pengetahuan ditemukan
dibentuk dan dikembangkan oleh siswa.
2. Siswa
membangun pengetahuannya secara aktif
3. Guru
harus berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa
4. Pendidikan
adalah interaksi pribadi antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa
Dalam uraian berikut akan diberikan penjelasan
singkat tentang metode atau penjelasan singkat tentang metode pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pengajaran IPS,antara lain:
1. Contectual
Teaching and Learning ( CTL )
CTL merupakan konsep belajar
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Karakteristik Pendekatan Pembelajaran CTL
a. Kerjasama
b. Menyenagkan
c. Pembelajaran
terintegrasi
d. Menggunakan
berbagai sumber
e. Siswa
aktif, kreatif, dan kritis dan guru harus kreatif
f. Dinding
kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa ,misalnya peta,gambar,
cerita, puisi.
g. Laporan
kepada orangtua tidak hanya berupa raport ,misalnya hasil karya siswa misalnya
laporan / tugas ,karangan .
Unsur-unsur yang terkandung dalam CTL
a. Konstruktivisme
( Contrufivism )
b. Menemukan
( Inquiry )
c. Bertanya
( Questioning )
d. Masyarakat
belajar ( Learning Community )
e. Permodelan
( Modeling )
f. Refleksi
( Reflection )
g. Penilaian
yang sebenarnya ( Authentic Assesment )
2. Cooperative
Learning
Cooperative Learning adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang
diorganisasikan,pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi
terstruktur antar siswa dalam kelompok yang bersifat sosial dan pembelajar
bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Ada 5 prinsip untuk mencapai hasil
maksimal dari pembelajaran dengan model Cooperative Learning yang harus
dikembangkan anatara lain :
1. Saling
ketergantungan
2. Tanggung
jawab perseorangan
3. Tatap
muka
4. Komunikasi
antar anggota
5. Evaluasi
proses kelompok
Teknik-teknik Pembelajaran Cooprarative Learning :
a. Teknik Mencari Pasangan
b. Bertukar Pasangan
c. Berpikir Berpasangan Berempat
d. Keliling Kelompok
e. Jigsaw
3. Metode
Karyawisata
Metode karyawisata adalah kegiatan belajar mengajar
dengan mengunjungi obyek sebenarnya yang ada hubungannya dengan pelajaran tertentu
( Suryobroto ; 1986:51). Sedangkan
menurut Nursid Sumaatmadja (1980:113) , metode karyawisata dapat dilaksanakan
dengan mengadakan kunjungan atau perjalanan yang hanya beberapa jam saja ke
tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah , asalkan maksudnya
memenuhi tujuan instruksional tertentu.
Dalam melaksanakan metode karyawisata harus tetap
diusahakan mengembangkan minat siswa siswa yang dilibatkan . Dari minat siswa
yang tinggi tersebut , kita arahkan mereka untuk mencocokan hal-hal yang mereka
peroleh di dalam kelas dengan kenyataan yang di jumpai di masyarakat.
Fungsi metode karyawisata
a. Mendekatkan
dunia sekolah dengan kenyataan
b. Mempelajari
suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya
c. Membekali
pengalaman riil pada siswa
Langkah-langkah metode karyawisata
a. Tahap
persiapan
b. Tahap
pelaksanaan karyawisata di lapangan
c. Tindak
lanjutnya pelaksanaan karyawisata ( setelah kembali ke tempat )
4. Metode
Role Playing ( Bermain Peran )
Role playing adalah salah satu bentuk permainan
pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan ,sikap,tingkah laku, nilai
dan tujuan menghayati perasaan ,sudut pandang dan cara berfikir orang lain (
Husein Achmad . 1981 :80 )
Tujuan dan manfaat Role Playing ( menurut Shaftel )
a.
Agar menghayati sesuatu
kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita hidup
b.
Agar memahami apa yang
menjadi sebab sesuatu dan akibatnya
c.
Untuk mempertajan indra
siswa terhadap sesuatu
d.
Sebagai penyaluran dn
pelepasan ketegangan perasaan-perasaan
e.
Sebagai alat
mendiagnosa kemampuan siswa
f.
Pembentukan konsep
secara mandiri
g.
Menggali peranan
daripada seseorang dalam suatu kehidupan
h.
Membina siswa dalam
kemampuan memecahkan masalah ,berfikir kritis ,analisis, berkomunikasi ,hidup
dalam berkelompok dll.
i.
Melatih anak dalam
mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara berfikirnya dan
perbuataannya.
Masalah-masalah
sosial yang dapat dijajaki dengan metode Role Playing adalah :
a.
Masalah pertentangan
antara pribadi-pribadi
b.
Masalah hubungan antar
kelompok
c.
Masalah kemelut pribadi
d.
Masalah masa lampau dan
sekarang
5.
Metode Simulasi
Istilah simulasi berasal dari kata “simulate” yang
berarti pura-pura, dan simulation yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya
pura-pura, Menurut Soli Abimanyu (1980) ,bahwa simulasi adalah tiruan atau
perbuatan yang hanya pura-pura saja.
Tujuan Simulasi,menurut Sunaryo (198:113-114)
1.
Untuk melatih
keterampilan tertentu ,baik yang bersifat professional maupun bagi kehidupan
sehari-hari.
2.
Untung memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
3.
Untuk latihan
memecahkan masalah.
Manfaat metode simulasi
1.
Belajar tentang persaingan
2.
Belajar kerjasama
3.
Belajar empati
4.
Belajar tentang system
sosial
5.
Belajar konsep
6.
Belajar menerima
hukuman
7.
Belajar berfikir kriti
Prinsip-prinsip
simulasi
1.
Simulasi itu dilakukan
oleh sekelompok siswa
2.
Semua siswa harus
terlibat langsung menurut peran masing-masing
3.
Penentuan topic dapat
dibicarakan bersama anatara guru dan siswa
4.
Dalam simulasi
hendaknya dapat mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut aspek kognitif,aspek
afektif dan aspek psikomotor.
5.
Simulasi itu
dimaksudkan untuk latihan keterampilan
6.
Simulasi harus dapat
digambarkan situasi yang lengkap dan proses yang berturut-turut
7.
Simulasi hendaknya
dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu.
Langkah-langkah simulasi menurut Mulyono Tjokrodikaryo (tt:22-23)
1.
Orientasi
2.
Latihan
3.
Simulasi ( operasi )
4.
Debriefing ( diskusi )
Dalam simulasi hendaknya guru bersifat sebagai
fasilitator .Guru harus membantu siswa mengembangkan pengertian dan
penafsirannya terhadap peraturan permainan. Maka dari itu guru berperan sebagai
:
1.
Informan
2.
Mengawasi dan mewasiti simulasi
3.
Melatih siswa
Kelebihan dan kelemahan metode simulasi :
Kelebihan
:
1.
Aktivitas simulasi
menyenangkan siswa ,sehingga siswa terdorong untuk berpartisipasi
2.
Eksperimen dapat
berlangsung tanpa lingkungan yang sebenarnya
3.
Mengurangi hal-hal yang
terlalu abstrak
4.
Menimbulkan respon
positif dari siswa yang lamban , kurang cakap dan motivasinya.
5.
Menimbulkan berfikir
kritis siswa
Kelemahan
1.
Simulasi menghendaki
banyak imajinasi dari guru dan siswa .
2.
Menghendaki
pengelompokan siswa yng fleksibel
3.
Sering mendapatkan
kritikan dari orang tua siswa, karena aktivitasnya melibatkan permainan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran IPS adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, yang terjadi pada proses
pembelajran IPS.Sedangkan metode pembelajaran IPS merupakan prosedur,
langkah-langkah, dan cara yang digunakan pendidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran IPS. Media dan metode pembelajaran IPS sangat penting sekali dalam
kegiatan belajar mengajar , setiap guru wajib mengetahui setiap metode dan
media pembelajran tersebut.
B. Saran
Guru yang baik sebaiknya mengetahui apa saja media dan metode pembelajarannya .
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayati, dkk. 2008.
Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta
: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.