twitter


  
BAB   I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila memiliki fungsi sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa, sebagai kepribadian bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika kita mengamati kejadian di lingkungan masyarakat sekitar kita, kita dapat mengetahui berapa jauh perubahan norma manusia yang melenceng dari kaidah dan nilai Pancasila. Maka, agar Pancasila itu benar- benar terasa dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka rakyat Indonesia harus berusaha melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila, dengan mendarah dagingkan nilai – nilai yang luhur yang terkandung dalam Pancasila.
B.           Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
2.      Bagaimana fenomena penyimpangan sila Ketuhanan Yang Maha Esa?
3.      Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?
4.      Bagaimana fenomena penyimpangan sila Persatuan Indonesia?
5.      Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan?
6.      Bagaimana fenomena penyimpangan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?
C.          Tujuan
1.      Mengetahui penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Mengetahui fenomena penyimpangan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
3.      Mengetahui fenomena penyimpangan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
4.      Mengetahui fenomena penyimpangan sila Persatuan Indonesia.
5.      Mengetahui fenomena penyimpangan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
6.      Mengetahui fenomena penyimpangan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.          Penerapan Sila-sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
1.    Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya.
2.    Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beragama, mengakui Tuhan-Nya dan saling menghormati antar umat beragama. Ini dimaksudkan, kita harus mengembangkan sikap saling menghormati agama orang lain, menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing juga membina kerukunan antar pemeluk umat agama. menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut. Seperti yang kita tahu, Indonesia sungguh kaya akan budaya. Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang diakuin. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua hidup berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga hubungan baik diantara pemeluk agama lainnya.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai antara lain sebagai berikut :
1.      Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya.
2.      Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan.
3.      Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari  yaitu:
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama, tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, dan keturunan, agar tidak menimbulkan perpecahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama dengan bangsa –bangsa lain.

Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme).
2.      Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.
3.      Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
Dengan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat agar tidak terjadi konflik-konflik atau perbedaan pendapat yang memecah belah bangsa dan negara kita. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit, serta menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan, rasa Nasionalisme, dan cinta tanah air Indonesia.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:
1.      Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.
2.      Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.
3.      Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
4.      Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dan harus selalu mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, agar tidak terjadi perbedaan pendapat yang berkepanjangan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :
1.      Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
2.      Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia.
3.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.      Menghormati hak milik orang lain.
5.      Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia.
6.      Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong – royong
Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi kodrat manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong antar sesama, gotong- royong, tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis kelamin dan agama. Namun, dimasa sekarang nampaknya sikap tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila lebih mementingkan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra antar manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang lain tanpa membedakan suku, ras, agama,jenis kelamin.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya. Rakyat indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945. Hak asasi manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang sama dalam hukum, hak atas penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan , berkumpul, hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan pengajaran, dsb. Dengan dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945, mengandung pengertian bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain – lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta memegang teguh cita- cita moral rakyat yang luhur.
4. Menghormati hak orang lain
Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain di masyarakat.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan Indonesia kaya akan hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan kekayaan negara tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup mewah. Karena diantara sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaharui dan masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak. Sedangkan Indonesia memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh rakyat Indonesia.
7. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan atau kepentingan umum.
Sering kita mendengar kasus – kasus koruptor yang menjamur di Indonesia. Korupsi dapat jadi karena koruptor melaksanakan hak – hak asasi manusia cenderung untuk berlebih- lebihan, sehingga merugikan negara dan masyarakat. Seharusnya, manusia lebih memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
8. Suka bekerja keras
Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi terwujud. Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar, sesuai dengan hukum. Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan keinginannya tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia inginkan dengan kerja keras. Bukan mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.
9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama
Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil karya anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi kepada anak negri Indonesia lainnya untuk tetap terus berkarya.
B.           Fenomena Penyimpangan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Hal tersebut menunjukan jika bangsa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas ketuhanan. Indonesia mengakui adanya Tuhan sebagai sumber dari adanya suatu kehidupan di dunia ini. Dengan diakuinya beberapa kepercayaan sebagai agama nasional, menunjukan betapa bangsa Indonesia begitu menjunjung tinggi nilai agama sebagai salah satu landasan hidup. Selain sebagai wujud pandangan hidup, sila pertama juga menunjukan kebebasan yang diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Tak ada paksaan ataupun intimidasi dalam menganut sebuah kepercayaan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Agama seperti sebuah permainan bagi rakyat Indonesia. Sebagai contoh yang sederhana, pasangan yang hendak menikah namun memiliki perbedaan kepercayaan. Salah satu dari pasangan mengalah untuk memeluk agama pasangan yang lainnya agar kemudian prosesi pernikahan dapat berlangsung dan setelah prosesi tersebut selesai, maka semua akan kembali seperti semula. Pancasila memberikan kebebasan untuk memilih, namun bukan lantas menjadi sebuah permainan. Ada contoh lagi yang sering kita dengar. Banyak sekali orang-orang, manusia-manusia menyebut nama Tuhannya ketika ia menyatakan sumpah atau janji. Namun kenyataannya? Nonsense! Nama Tuhan seolah-olah hanya sebagai formalitas untuk sebuah acara atau janji bagi seseorang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar (Para pejabat yang melakukan korupsi dan pelanggaran lainnya sebelumnya telah dilantik melalui sumpah yang mengatasnamakan Tuhan sebagai dasarnya. Namun setelah mereka duduk ditempat yang nyaman, maka sumpah itupun hilang tak berbekas. Itulah yang dimaksud hanya sebagai formalitas saja).
C.       Fenomena Penyimpangan Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Menempatkan manusia sesuai hakekatnya sebagai makhluk Tuhan. Seluruh rakyat Indonesia adalah manusia yang memiliki moral, yang memiliki etika, yang memiliki adab dalam segala kehidupannya. Menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dimana setiap rakyat memiliki kedudukan yang sama di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada satupun rakyat Indonesia yang kebal terhadap hukum. Tidak ada satupun rakyat Indonesia yang dapat berbuat sekehendak dirinya.
Fakta yang sekarang terjadi :
Rakyat Indonesia 80% saya katakan tidak memiliki moral, etika dan adab dalam kehidupannya. Sebagai contoh, para wakil rakyat yang duduk di kursi “terhormat” di DPR berlomba-lomba untuk membuat video porno. Selain itu, publikasi sex bebas seakan menjadi tontonan kartun yang mudah untuk ditonton dan didapatkan. Pada saat sekarang ini, si kaya mampu membeli si miskin dan memperlakukan si miskin layaknya hewan peliharaan yang diperlakukan sekehendak hati sang majikan. Hukum di Indonesiapun pada era sekarang sangatlah buruk. Yang kaya mampu bebas dengan mudahnya walaupun kasus yang dihadapi cukup berat. Sedangkan si miskin terkurung di dalam sel durjana dengan kasus yang tidak seberapa. Si miskin semakin miskin dan si kaya semakin kaya.
D.          Fenomena Penyimpangan Sila Persatuan Indonesia
 Dua kata yang memiliki makna begitu dalam. Jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu. Bangsa yang utuh. Sesuai dengan semboyan kita, Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Meskipun bangsa Indonesia memiliki kemajemukan yang banyak, namun hal tersebut tidaklah meruntuhkan keutuhan jiwa bangsa. Semua saudara, semua satu hati dan semua satu keinginan. Dari ujung barat di kota Sabang hingga ujung timur di kota Merauke, semua bersatu di bawah naungan Pancasila sebagai manusia yang memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Sekarang rasa persaudaraan dan sepenanggungan telah terkikis oleh ego pribadi masing-masing. Ada beberapa daerah yang mencoba melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti Aceh dan Papua. Ada contoh lain, yaitu berbagai konflik yang terjadi akibat perbedaan suku, agama ataupun ras yang terjadi di berbagai pelosok Indonesia. Konflik di Papua adalah salah satu bentuk konflik antar suku. Konflik di Ambon adalah salah satu contoh bentuk konflik agama dan masih banyak lagi konflik-konflik yang didasari sebab di atas. Semua unsur yang menyebabkan adanya perpecahan bukan tidak mungkin akan menjadi penyebab kehancuran bangsa Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Sumpah Amukti Palapa yang dikumandangkan oleh Mahapatih Gadjahmada pada masa Kerajaan Majapahit hanyalah akan menjadi kiasan yang tidak pernah dilihat oleh anak cucu kita kelak.
E.           Fenomena Penyimpangan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
F.           Fenomena Penyimpangan Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
            Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun batiniah. 
Fakta yang sekarang terjadi :
1.Kemiskinan 
            Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi 
ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.
2. Ketimpangan dalam pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program untuk mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah  BOS (Biaya Operasional Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu program sekolah gratis 9 tahun yang berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum bisa meratakan pendidikan di wilayah DKI Jakarta.
3. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang sakit” karena biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sebenarnya kita telah melaksanakan dan mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai kamampuan, dan bahkan kita menyadari manakala kita berbuat atau bertingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga timbul rasa cemas, menyesal dan kecewa karena yang kita lakukan dikeseharian sebenernya bertentangan dengan hati nurani kita.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan nila-nilai pancasila yang telah dimiliki sejak jaman nenek moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa Indonesia yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, yang hubungannya dangan Tuhan Yang Maha Esa maupun dengan sesamanya.
Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhna Yang Masa Esa. Contoh dalam kehidupan kita yaitu dengan kita dengan kita melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab. Contoh dalam kehidupan kita yaitu harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia terutama hak-hak kordat sebagai hakl asasi.
Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosail. Perbedaan bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan, yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Tanpa harus kita mendengar adanya gereja dibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contohnya dalam kehidupan kita musyawarah, bergotong royong, dll.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam kehidupan kita yaitu kesejahteraan seluruh warganya, melindungi, mencerdaskan kehidupan seluruh warganya.
B.        Saran
Hendaknya seluruh elemen bangsa Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat bangsa yang bernasionalisme tinggi. Dan mahasiswa sebagai penerus bangsa  harus menanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika , agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan nilai-nilai pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/10/penerapan-pancasila-500098.html


0 komentar:

Posting Komentar